Jakarta, Gatra.com - Peneliti Senior Pusat Kajian Konstitusi dan Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Iwan Satriawan, tak sependapat dengan gagasan penumpasan polarisasi politik dari kelompok pengusung wacana presiden tiga periode, Jokpro.
Jokpro adalah kelompok berisi relawan yang disinyalir berisi para pendukung Jokowi yang pertama kali memunculkan wacana presiden tiga periode ke ruang publik beberapa bulan lalu.
Jokpro merupakan singkatan dari Jokowi-Prabowo. Salah satu impian yang hendak dicapai oleh kelompok tersebut adalah untuk menumpas polarisasi politik di tubuh masyarakat yang tercipta akibat kontestasi kedua tokoh tersebut di pemilu-pemilu sebelumnya.
“Kalau kita melihat argumentasi dari kelompok yang mencoba mengkampanyekan wacana tiga periode ini, justru menurut saya malah kebalikannya. Justru malah wacana tiga periode ini justru menimbulkan polarisasi, menimbulkan keresahan,” ujar Iwan dalam sebuah webinar yang digelar oleh Muhammadiyah pada Senin, (13/9/2021).
Iwan menilai bahwa wacana presiden tiga periode tersebut tak berdasar, baik dari sudut pandang filosofis, sosiologis, maupun historis. Sebaliknya, ia memandang bahwa pakem yang dibuat oleh konstitusi yang ada sudah bagus dalam membatasi masa jabatan karena menurutnya pembatasan masa jabatan identik dengan pembatasan kekuasaan.
“Justru kalau itu [konstitusi] dibongkar lagi dalam kondisi sekarang, saya kira itu akan menimbulkan polarisasi, bukan menghentikan polarisasi. Jadi, argumentasi dari kelompok ini sangat tidak beralasan,” tutur Iwan.