Banyumas, Gatra.com – Pengusaha muda, dr Tirta Mandira Hudhi menjelaskan, ada tiga tips untuk menjadi pengusaha yang berhasil. Diketahui, dr Tirta adalah seorang entrepreneur yang juga dianggap sebagai salah satu influencer kekinian di Indonesia.
Hal itu dia katakan dalam acara Auf Enterpreneurship bertajuk ‘Revitalisasi UMKM Melalui Strategi Digitalisasi Marketing Guna Membangun Ekonomi Kreatif Bangsa’ yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Ilmu Kesehatan (Komikes) Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Senin (13/9).
Pertama adalah manajemen keuangan, manajemen perorangan, dan manajemen marketing. “Jika kita punya UMKM, atau ingin melangkah lebih besar, kita harus memanajemen kuangan secara lebih baik. Manajemen keuangan ini kompleks, jadi kita harus tau berapa operasional yang terjadi,” kata pria yang juga pegiat sosial ini.
Menurut dia, langkah kedua saat membangun usaha yang paling penting adalah manajemen perorangan atau HRD. Seperti bagaimana mengelola pegawai, bagaimana menggaji, dan harus menerapkan sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. “Gimana nanti kalau kita mau memberikan SP1, SP2, dan SP3. Bagaimana kalau punya tim yang tiba-tiba resign, nah ini penting,” bebernya.
Ketiga, dr Tirta menjelaskan, pentingnya manajemen marketing. Apalagi saat pandemi seperti sekarang, harus bisa melakukan inovasi marketing secepatnya. “Seperti contoh apa yang harus kita lakukan dalam satu dua bulan, bahkan 12 bulan harus paham. Dari situ lah, tiga hal ini harus dipelajari secara otodidak diluar mata kuliah,” imbuhnya.
Menurutnya, jika dari UMKM bisa mengelola tiga hal tersebut, maka usaha itu akan menjadi usaha yang lebih besar lagi dan bisa menjadi PT.
Lebih lanjut dr Tirta mengatakan, untuk menjadi pengusaha tidak bisa seperti pegawai, yang gajinya setiap bulan.”Nah yang paling penting disini, tidak semua orang bisa jadi pengusaha. Kalau nyalinya citut, kalian takut, hobinya ghibah, ndak usah jadi pengusaha. Cukup duduk, diam dan jadi pegawai,” ujarnya.
Terlepas dari itu, menjadi pegawai pun banyak sisi positifnya. Misalnya, dapat tunjangan, dapat intensif, tidak perlu mikir gaji orang-orang. Yang perlu dipikirkan hanya dirinya, istri atau suaminya dan anak-anaknya. Yang pegawai lakukan adalah manajemen keuangan dengan baik. “Tetapi tidak enaknya pegawai adalah, dia untuk mendapatkan penghasilan berkali-kali lipat dia harus kerja keras,” tandasnya.
Sementara, saat menjadi pengusaha, tidak enaknya jika merugi. Pengusaha juga harus tampak meyakinkan dan terlihat kuat. Pengusaha, tak boleh merasa dirinya harus dikasihani. “Tapi enaknya kalau kita sukses ya uang yang masuk itu banyak. Kita akrab dan memiliki pegawai yang banyak,” ucap dia.