Karanganyar, Gatra.com - Para orangtua peserta didik mengaku lega pembelajaran tatap muka kembali dibuka. Mereka berharap pelaksanaannya kontinyu dengan prokes ketat.
"Sampai naik kelas, belum pernah ke sekolah. Biasanya didampingi saya atau kakek neneknya. Para orangtua tahu lah bagaimana repotnya mengajarkan selama daring. Sekarang sudah masuk. Lega juga. Hanya saja, semoga terus. Enggak dikit-dikit ditunda," kata seorang wali murid SMPN 5 Karanganyar, Silvia kepada Gatra.com, Senin (13/9).
Menurutnya, simulasi PTM memberi angin segar bagi para orangtua. Mereka dapat kembali mempercayakan pendidikan buah hatinya ke pihak kompeten. Selain itu, ia tak memungkiri dunia pendidikan menggantikan sementara tugasnya sebagai orang tua. "Seringkali lebih patuh ke guru dibanding orangtua," katanya.
Sedangkan Marcella, wali siswa lainnya menuturkan durasi simulasi PTM yang terbatas, diapresiasi. Ia masih khawatir apabila anaknya terlalu lama di sekolah kemudian bermain bebas.
"Pulang pergi ke sekolah diantar. Jadi terpantau. Jangan sampai lama-lama. Nanti malah pulangnya main. Pernah dulu anak saya pulang main malah sakit demam," katanya.
Sementara itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar mulai melakukan pembelajaran dengan tatap muka (PTM) secara serentak, Senin (13/9). PTM dilakukan mulai pukul pada pukul 07.00 WIB sampai puku 09.00 WIB untuk sesi pertama dan pukul 09.30-11.30 WIB untuk sesi kedua, tanpa ada waktu istirahat.
Kepala SMP Negeri 5 Karanganyar Wardoyo menyampaikan, hari pertama PTM dimulai dari kelas VII. Menurut Wardoyo, pada hari pertama ini ada satu siswa yang tidak diizinkan orang tuanya mengikuti PTM dengan alasan pandemi Covid-19 belum berakhir.
"Secara keseluruhan seluruh peserta didik masuk dan mengikuti PTM. Hanya ada satu siswa yang tidak masuk karena tidak ada ijin orang tua. Orang tua siswa tersebut akan melihat perkembangan selanjutnya. Jika kondisi semakin membaik, akan mengijinkan anaknya mengikuti PTM," ujarnya.
Dikatakannya PTM dilakukan 3 kali sepekan. Untuk kelas VII masuk hari Senin, kelas VIII hari Selasa dan kelas IX hari Rabu. Seluruh PTM dilakukan dengan dua sesi. Hari berikutnya tetap dilakukan secara daring.
"Simulasi ini kelas paralel masuk 3 kali seminggu. Karena masuk 3 kali seminggu, maka hari berikutnya tetap dilakukan pembelajaran secara daring," jelasnya.
Wardoyo mengaku pada hari pertama PTM tidak ada kendala yang dihadapi dan seluruhnya berjalan lancar. Animo peserta didik dan orang tua, kata Wardoyo, cukup tinggi untuk mengikuti PTM. Bahkan Wardoyo menuturkan, jika memungkinkan pembelajaran dilakukan secara penuh.
Ditambahkannya, materi pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik saat PTM ini adalah pemadatan materi pelajaran. Karena waktunya sangat terbatas. Guru hanya menyampaikan materi esensial.
Guru SMP Negeri 5 Karanganyar, Neni Kusuma Nugraheni melihat peserta didik butuh penyesuaian menjalani luring. Neni mencontohkan, dalam pengerjaan tugas, siswa sebelumnya banyak memanfaatkan aplikasi saat pembelajaran daring, sementara saat luring para pelajar harus dituntut untuk memaksimalkan potensi mereka secara langsung.