Bukittinggi, Gatra.com - Kebakaran Pasar Bawah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (11/9) menyisakan duka mendalam banyak pihak. Terutama bagi warga yang setiap harinya menyambung hidup berdagang di kawasan itu.
Kebakaran yang menghanguskan sekitar 300 kios pedagang itu, juga menimbulkan banyak spekulasi negatif. Terlebih lagi sebelumnya ada wacana pasar tradisional itu akan direnovasi dengan anggaran Rp400 miliar, seusai ditinjau Menteri Perdagangan, M Lutffi bersama Anggota DPR RI, Andre Rosiade April 2021 lalu.
Kendati banyak spekulasi, terjadinya musibah dahsyat yang kedua kalinya setelah kebakaran Pasar Atas pada 2017 lalu ini, diduga disebabkan percikan api dari salah satu kedai jualan "saka anau" (gula aren). Percikan api itu pertamakali diketahui oleh Budi Rahmat, petugas saat ronda malam.
"Kronologisnya, kebakaran diketahui seorang petugas ronda bernama Budi Rahmat ketika patroli. Dirinya melihat percikan api di dalam kedai jualan "saka anau"," sebut Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Satake Bayu Setianto, Minggu (12/9).
Setelah itu, lanjut Satake, petugas ronda bernama Budi menghubungi saksi lainnya atas nama Romi yang jaraknya sekitar50 meter dari lokasi kejadian. Keduanya lalu kembali ke kedai "saka anau" dan melihat api sudah membesar bahkan menyebar ke kedai atau kios pedagang lainnya. Kedua saksi menghubungi Damkar Bukittinggi.
Meskipun keduanya sudah berupaya memadamkan apinya, kata Satake, namun tetap tidak mampu. Petugas Damkar Kota Bukittinggi tiba di lokasi berselang 15 menit kemudian. Petugas Damkar dari kabupaten dan kota lainnya juga ikut berjibaku memadamkan api, namun baru bisa dijinakkan setelah beberapa jam kemudian.
"Kerugian mencapai Rp2 miliar. Informasi yang kita terima dari Dinas Perdagangan Kota Bukittinggi, kerugian tersebut terdiri dari bangunan serta barang dagangan para pedagang," ujar Satake.
Sebelumnya, pada 30 Oktober 2017 juga terjadi kebakaran hebat di Kota Bukittinggi. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB itu juga menghabiskan ratusan kios pedagang Pasar Atas Bukittinggi dalam bangunan tiga lantai. Dugaan awal terjadinya kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik dari salah satu toko.
Berselang tiga tahun setelah kebakaran, Pasar Atas diresmikan dengan bangunan baru, Kamis (18/6/2020) oleh Kementerian PUPR. Pasar yang dulunya hanyalah pasar tradisional disulap menjadi pasar modern dengan konsep green building. Kini pasar menelan dana Rp292 miliar itu, menjadi tempat wisata belanja bagi pelancong, terutama kaum milenial.