Karanganyar, Gatra.com- Partisipasi kaum perempuan dalam menentukan arah pembangunan dinilai masih kurang. Penyebabnya, mereka tidak ada saat berbagai usulan diinventarisasi sejak tingkat bawah.
"Proses Musrenbang penting untuk menyusun APBD. Musrenbang ini dimulai dari Musrenbang kelurahan atau desa, kemudian kecamatan sampai di tingkat kabupaten/kota. Nah di forum paling bawah saja, suara kaum perempuan nyaris tidak muncul. Padahal mereka ada di sana. Saya enggak tahu apakah hanya diundang secara formalitas saja? Kebanyakan yang mengusulkan bapak-bapak," kata Anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah, M Yunus di sela Pelatihan Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP) di balai Desa Blorong, Jumantono, Karanganyar Jateng, Minggu (12/9).
Supaya hak kaum perempuan terakomodasi, dibutuhkan perempuan yang berani memperjuangkannya. Ia melihat sebenarnya banyak kaum perempuan memiliki ide kreatif. Hanya saja belum sampai di taraf pengambilan kebijakan daerah.
"Butuh perantara yang bisa menjembatani usulan-usulannya. Jangan sampai terhenti sampai keinginan saja. Tapi tidak disuarakan ke forum penentuan kebijakan," katanya.
Tak hanya di tingkat musrenbang, namun aspirasi perempuan di ranah politik juga masih minim. Keterwakilan 30 persen perempuan pada parlemen, menurutnya, juga masih belum riil. Pria yang menjabat Wakil Ketua DPW PAN Jateng ini mengatakan, parpol sebenarnya tak mudah mencari kandidat. Akhirnya asal menempatkan personel perempuan di pen-caleg-an.
"Asal memenuhi syarat administratif. Maka ayo kaum perempuan yang tertarik di politik, benar-benar bersuara. Ambil perannya," katanya.
Sementara itu Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tenah, Sriyanto Saputro memastikan kaum perempuan di organisasinya benar-benar ada dan berperan. Tidak hanya mengisi struktural di jajaran pusat, namun mereka ada sampai ke tingkat ranting.
"Minimal 30 persen perempuan saat pencalegan sudah terpenuhi. Bahkan namanya ada di nomor urut awal. Misalnya nomor urut caleg 1 sampai tiga, maka ada perempuan di nomor urut awal itu," katanya.
Ia juga mengapresiasi keterwakilan perempuan di politik, sampai berhasil menduduki kursi kepala daerah. Sriyanto menyebut kepemimpinan kepala daerah perempuan di Jawa Tengah berkualitas.