Kendal, Gatra.com - Anjloknya harga telur ayam di tengah kondisi pandemi yang dibarengi dengan naiknya harga pakan ayam menyebabkan sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Kendal Jawa Tengah menjerit. Peternak yang terancam gulung tikar dalam setiap harinya merugi hingga Rp16 miliar.
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia Jawa Tengah, Suwardi. Ia menyampaikan, kondisi naiknya harga pakan ayam membuat banyak peternak menjerit.
"Saat ini terjadi kenaikan harga pakan ternak, harga saat ini Rp 6.500 sampai Rp 6,800 per kilogramnya, ini tidak sebanding dengan harga telur yang anjlok saat ini," kata Suwardi, Sabtu (11/9).
Kata Suwardi, harga telur di on fam atau di kandang ayam Rp15 ribu per kilogram, sedangkan harga pakan ayam selalu naik, sehingga para peternak ayam petelur terancam gulung tikar.
Dia menuturkan, saat ini di Kabupaten Kendal, ada 967 peternak ayam petelur, sedangkan jumlah populasi ayam petelur mencapai 9,6 juta ekor. Dari jumlah populasi tersebut, dalam satu hari bisa produksi telur sebanyak 325 ton. "Dengan adanya harga telur turun sedangkan harga pakan naik, maka para peternak dalam setiap harinya mengalami kerugian mencapai Rp 16 miliar," ungkapnya.
Diasumsikannya, jika harga harga pakan ayam dikalikan tiga maka akan ketemu break even point (bep). Menurutnya, harga ideal telur ayam seharusnya Rp 19.500 per kilogram. Namun, kenyataan saat ini harga telur hanya Rp15 ribu per kilogram, maka satu kilogram telur peternak mengalami kerugian sekitar Rp 5000. "Kalau Rp 5000 dikali 325 ton, maka akan ketemu sekitar Rp 16 miliar," paparnya.
Pada kondisi seperti ini, ia juga mengaku bingung karena pada kenyataannya harga telur di pasar masih tinggi dan tidak mengalami penurunan. Harga telur ayam di pasar masih stabil diangka Rp 20ribu-22ribu per kilogram.
Hal senada juga disampaikan peternak lain, Ismani. Menurutnya, saat ini kondisi peternak ayam petelor sangat terpuruk. Hal itu disebakan karena pakan ayam yaitu jagung pipilan untuk campuran pakan ternak yang biasanya Rp 4000/kg kini naik menjadi Rp 6000/Kg.
Dampak naiknya harga pakan ini, berpengaruh dengan biaya produksi sekitar 70%. Peternak biasanya menyetok pakan hingga satu bulan, namun karena kondisi harga jagung naik, maka peternak umumnya hanya menyetok pakan untuk dua hari saja. "Saat ini kami sangat menjerit, tolong pemerintah bantu kami, turunkan harga jagung dan naikan harga telor," katanya.