Kupang, Gatra.com – Pemilihan Wali Kota Darwin Northern Territory, Australia, telah digelar Sabtu (28/8/2021) lalu. Berdasarkan hasil pemilihan, Amye Un (60 tahun), calon wali kota kelahiran Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berada di posisi kedua dengan perolehan 3.405 suara. Amye kalah dari calon wali kota petahana Kon Vatskalis, yang meraup 15.850 suara.
Meski kalah, Amye, anak ketujuh dari sepuluh bersaudara buah kasih pasangan Jusuf Un dan Maria Banunaek ini tetap berpeluang menduduki jabatan sebagai peñata kota (Alderman atau Town Council) karena sebagai pemenang kedua.
Berdasarkan hasil pemilihan, calon wali kota kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT), Amye Un, berada di posisi kedua dengan perolehan 3.405 suara. Amye kalah dari calon wali kota petahana Kon Vatskalis, yang meraup 15.850 suara.
"Walau kalah dalam pemilihan, namun saya berpeluang menduduki jabatan sebagai peñata Kota Darwin. Tugas kami nanti kami bekerja sama dengan wali kota terpilih untuk menata Kota Darwin," ujar Amye Un kepada Gatra.com pada pekan ini.
Walau kalah, Amye merasa bangga karena mengalahkan empat pesaingnya yang lain. Dengan rician suara, Leah Potter (3.250 suara), Gary John Haslett (2.699 suara), Robin Lawrence (1.705 suara), dan Calvin Donaldson (367 suara).
“Saya ini dikenal sebagai pendatang di Darwin. Baru pertama kali mengikuti pemilihan wali kota dan berhasil mengalahkan empat kandidat yang semuanya warga asli Darwin. Saya juga bangga karena akan menduduki jabatan sebagai peñata Kota Darwin,” kata Amye.
Seperti diberitakan sebelumnya, Amye Un (60), srikandi asal Kabupaten TTS, NTT, mencalonkan diri sebagai Wali Kota Darwin Northern Territory, Australia. Dia yang maju dari jalur independen akan bersaing dengan lima calon lainnya pada hari H pemilihan, 28 Agustus 2021.
“Saya maju sebagai calon wali kota setelah mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mereka yang mendorong saya maju sebagai wali kota. Saya masju dari jalur independen karena tidak ingin terikat dengan partai politik mana pun,” kata Amya Un pada Kamis (12/8).
Dia menambahkan, kalau di partai politik tidak bisa menyampaikan aspirasi masyarakat dengan baik. “Protes dari masyarakat melalui partai politik, tidak seluruhnya disampaikan ke Parlemen. Kalau independen kita bisa sampaikan apa saja yang diinginkan rakyat," kata Amye.