Jakarta, Gatra.com - Melemahnya impor minyak sawit Malaysia turut berkontribusi terhadap peningkatan impor minyak sawit Indonesia. Impor minyak sawit Indonesia seperti pada negara Mesir mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 47,6% sedangkan impor oleh Djibouti juga meningkat sebesar 58,5%.
Ekspor IPO ke Timur Tengah seperti ke Mesir, Djibouti, Aljazair, dan Sudan secara kolektif meningkat 33,10% pada Januari-Mei 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Terkait itu, para pelaku industri kelapa sawit di Indonesia menyebut adanya negosiasi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, akan membuka jalan bagi produk kelapa sawit Indonesia untuk memasuki pasar lain di Timur Tengah. Meski volume ekspor minyak sawit Indonesia ke UEA tidak terlalu besar.
“Produk yang dikirim ke negara tersebut biasanya diekspor kembali ke negara lain di Timur Tengah dan Afrika. Tapi volume ekspor ke dalam negeri hanya sekitar 200.000 ton per tahun,” ujarnya,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono, awal September lalu.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor minyak nabati dengan kode HS 17 ke UEA mencapai 226.260 ton pada 2020, sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 255.200 ton.
Pada selama semester I 2021, impor minyak nabati UEA dari Indonesia mencapai 125.786 ton dengan nilai US$ 129,78 juta.
Nah, keberadaan UEA itu mempunyai peran dalam melayani pasar yang tidak bisa langsung dimasuki oleh Indonesia, karena beberapa pertimbangan misalnya volume yang kecil.
Sebelumnya, Indonesia dan UEA secara resmi meluncurkan perundingan kerja sama ekonomi dengan skema perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) pada Kamis, 02 September 2021 di Bogor, Jawa Barat.
CEPA Indonesia-UEA akan mencakup antara lain kerja sama perdagangan, hak milik, investasi, perdagangan digital, dan ekonomi syariah.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi dalam jangka waktu satu tahun. Itu artinya CEPA Indonesia-UEA akan selesai pada 2022.
Sedangkan Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengatakan minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke negara yang beribukota Abu Dhabi itu.