Home Kebencanaan Limbah UMKM Jadi Faktor Pencemaran Sungai Bengawan Solo

Limbah UMKM Jadi Faktor Pencemaran Sungai Bengawan Solo

Sukoharjo, Gatra.com- Pencemaran Sungai Bengawan Solo menjadi masalah tahunan, terlebih di musim kemarau. Sebab, saat musim kemarau tiba, debit air Sungai Bengawan Solo mengecil, sehingga pencemaran sangat terlihat. 
 
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agustinus Setiyono mengatakan, sumber limbah di Sungai Bengawan Solo salah satu berasal dari UMKM, yakni pembuatan alkohol dan printing. "Tepi anak Sungai Bengawan Solo itu banyak UMKM seperti pembuatan alkohol dan printing," katanya Kamis (9/9).
 
Di Kabupaten Sukoharjo sendiri, terdapat tiga anak sungai Bengawan Solo, yakni Kali Samin, Langsur, dan Jenes. Anak sungai itu dijadikan lokasi pembuangan limbah, industri UMKM. Padahal, tiga anak Sungai Bengawan Solo berbatasan dengan Solo di muara sungainya, yang mana airnya dijadikan bahan baku PAM Solo untuk diolah. 
 
"Industri UMKM paling banyak pada printing, yang mencemari kali Jenes dan Langsur. Kalau pencemaran di Kali Samin dari industri alkohol," terangnya.
 
Dari hasil monitoring yang dilakukan DLH, baik disekitaran Sungai Bengawan Solo, dan anak sungainya, belum semua industri UMKM memiliki IPAL untuk mengolah limbah mereka. Hasilnya, limbah langsung dibuang ke sungai, sehingga menjadikan sungai tercemar. 
 
"Ada yang sudah menggunakan IPAL, ada yang belum. Yang belum kita berikan sanksi, sesuai perizinan," ujarnya. 
 
Dia berharap, para industrik UMKM itu bisa mengolah limbahnya sebelum dibuang. Karena air di Sungai Bengawan Solo juga dijadikan sumber air minum. Terlebih Sungai Bengawan Solo mengalir hingga Jawa Timur.
 
"Ini menjadi masalah bagi semua daerah, jadi limbah harus diproses dulu sebelum di buang, dan jangan buang sambah sembarangan," tandasnya.

 

2100