Jakarta, Gatra.com – Indonesia sebagai negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah kampanye negatif yang selalu menerpa Indonesia dari sejumlah pihak. Seperti kelapa sawit Indonesia yang dianggap tidak ramah lingkungan atau berkelanjutan.
Hal tersebut disanggah Corporate Secretary Dana Perkebunan Kelapa Sawit ( BPDPKS ), Achmad Maulizal, yang mengatakan, Indonesia mempunyai sertifikat Indonesia Sustainable Oil Plan atau ISPO. Dengan adanya ISPO, Achman mengatakan, seluruh proses perkebunan sawit dari hulu dan hilir dikontrol ketat oleh pemerintah, sehingga terjamin keberlangsungannya.
“Kita melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Itu dicatat di situ [ISPO]. Jadi kalua ada pengelola sawit yang tidak memperhatikan hal-hal tadi ya, terutama lingkungan, itu sudah pasti sudah kena punishment yang sangat besar sekali,” ujar Achmad dalam diskusi daring, Rabu (8/9).
Achmad menduga, kampanye negatif yang selama ini menerpa Indonesia disebabkan kelapa sawit yang multifungsi. Sedangkan negara-negara seperti di eropa hanya memiliki kedelai, bunga matahari, dan rapeseed yang dinilai tidak serbaguna seperti minyak kelapa sawit.
“Sawit itu turunannya sangat banyak, sangat lengkap. Bisa menjadi CPO, untuk makanan, BPO yang turunannya bisa dipakai untuk kosmetik,” ucap Achmad.
Oleh sebab itu, Achmad menilai alasan berbagai negara yang menjelekkan kelapa sawit Indonesia, semata-mata hanya agar tidak tersaingi. “Mereka juga punya warung, cuma agar warungnya laku, yang mereka adalah menjelekkan warung kita,” ujar Achmad.