Cilacap, Gatra.com – Beredar tangkapan layar mengenai informasi banjir yang disebabkan oleh limpasan Sungai Serayu di sejumlah linimassa, Rabu (8/9). Sebelumnya, hujan deras memang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas dan Cilacap pada Selasa malam dan Rabu dinihari.
Sontak informasi ini beredar kencang di dunia maya. Terlebih, kini anomali cuaca tengah terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Lazimnya, Agustus dan September merupakan puncak musim kemarau.
Namun, pada 2021 ini, meski di tengah kemarau, hujan masih kerap turun meski secara sporadis dan bersifat lokal. Bahkan hujan lebat ini disebut memicu banjir di wilayah timur.
Menanggapi informasi tersebut, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Wijonardi menyatakan sejak pagi hingga siang belum menerima laporan mengenai banjir di wilayah timur. Padahal, pelaporan kondisi wilayah terus dilakukan empat kali sehari atau tiap enam jam.
“Kita memiliki empat UPT. Di Majenang, Sidareja, Induk dan timur. Dari pagi sampai siang ini belum ada laporan mengenai banjir tersebut,” kata Wijonardi, melalui sambungan telepon.
Dia mengatakan, pos induk selalu berkoordinasi terkait kebencanaan di empat UPT dan wilayah kecamatan. Sejauh ini, hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Banyumas dan Cilacap itu tak berdampak apapun di Sungai Serayu.
“Ini sesuai dengan prediksi BMKG. Bahwa Banyumas itu berawan. Saya memang sudah berkoordinasi dengan BMKG, apa dampak jika wilayah hulu Serayu hujan lebat. Tapi kalau sekarang tidak ada peristiwa luapan,” jelasnya.
Namun begitu, Wijonardi mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi menjelang musim penghujan ini. BPBD juga sudah melakukan pemetaan bencana banjir, longor, tiupan angin kencang, dan bencana alam lainnya.
“BMKG meminta agar kita waspada pada Oktober, maka kami sudah menyiapkan dini, harus sudah siap setidaknya sepekan sebelum itu,” tandasnya.