Home Ekonomi Begini Cara Perajin Batik Bakaran Tetap Eksis Berkat Pesantren

Begini Cara Perajin Batik Bakaran Tetap Eksis Berkat Pesantren

Pati, Gatra.com - Perajin batik bakaran di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terus berinovasi, tidak hanya dalam mengembangkan motif-motif baru, tetapi bidikan pasar dengan jangkauan yang lebih luas, terlebih di masa pagebluk seperti sekarang ini. Hal ini untuk menyiasati lesunya pasar konvensional. 
 
Produsen Batik Bakaran, Tamzis Al Annas mengatakan, permintaan batik bakaran di masa pandemi Covid-19 ini anjlok sangat parah, bahkan turunnya hingga 95%. Namun ia mengaku memiliki strategi agar tidak semakin terpuruk yakni dengan berinovasi. Hasilnya, belakangan ini produk barunya mulai laris. 
 
"Tahun 2020 turun cukup tajam ya, sekitar 95%. Saat itu, kita terpaksa rumahkan sebagian karyawan karena memang udah habis-habisan. Sekarang sedikit-sedikit mulai lagi," ujar warga Langgenharjo, Kecamatan Juwana itu, Rabu (8/9).
 
Satu di antaranya adalah kejeliannya yakni membidik dunia pondok pesantren dengan membuat sarung batik. Ia menilai, aktivitas di pesantren tetap berjalan saat ini. Hasilnya, sarung batik produksinya menjadi primadona di lingkungan pesantren lokal maupun luar daerah. 
 
"Dulu kalau tahun ajaran baru, penjualan seragam sekolah sangat laris, tetapi kali ini kan tidak ada. Ya, kami harus berinovasi dengan membuat sarung batik. Kalau sarung, pesantren kan banyak yang masih aktif, lumayan," ungkap Tamzis. 
 
Kendati demikian, dalam proses produksi, pihaknya juga masih tetap mengalami kendala, terutama naiknya harga bahan baku hingga 30%. Kenaikan ini dimungkinkan karena dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir, program perpanjangan PPKM masih terus berlanjut. 
 
"Ada kenaikan bahan baku, tetapi tetap saya lakoni untuk membuat sarung batik. Kalau tidak, nanti malah tidak bisa produksi, kasihan para perajin yang kerja di sini kan kalau kelamaan nganggur. Yang penting produksi jalan, penjualan juga jalan," jelasnya. 

 

1649