Yogyakarta, Gatra.com - Varian Mu atau B1621 sebagai salah satu penyebab Covid-19 disebut tidak lebih ganas dengan varian Delta.
Hal ini karena Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyatakan bahwa varian Mu sebagai kategori variant of Interest (VoI) yakni varian yang perlu mendapat perhatian, sedangkan Delta masuk kategori Variant of Concern (VoC), varian yang perlu diwaspadai.
Hal itu disampaikan Ketua Kelompok Kerja Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi, dalam pernyataan resmi UGM, Rabu (8/9).
"Karena Delta kategori VoC levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI,” ujarnya.
Ia menjelaskan, meskipun belum terdeteksi di Indonesia, varian Mu tetap perlu diantisipsi karena menyebabkan penurunan kadar antibodi karena infeksi atau vaksinasi.
”Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut,” kata Gunadi.
Untuk itu, Gunadi menyebutkan, akses masuk ke Indonesia tetap perlu diketatkan agar varian Mu tak menyebar luas seperti varian Delta.
Menurutnya, virus penyebab Covid-19 terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan berbeda.
Namun demikian, imdividu yang pernah terpapar Covid-19 atau yang sudah mendapat vaksin telah memiliki kekebalan alami.
“Kekebalan alami yg ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut,” katanya.
Menurut Gunadi, kekebalan alami pada seseorang karena telah terinfeksi dan belum vaksin sama halnya mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu.
Gunadi menekankan, antisipasi tetap diperlukan melalui penerapan protokol kesehatan secara ketat dan percepatan vaksinasi.
Vaksinasi mampu meminimalkan tingkat keparahan seseorang apabila terpapar Covid-19 dari varian yang berbeda. “Vaksin mencegah keparahan,” katanya.
Pemda DIY pun meyakini vaksinasi turut menurunkan kasus dan tingkat positif, sehingga PPKM turun ke level 3. "Positivity rate terakhir 4,73 persen," ujar Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji.
Pada Selasa (7/9), kasus Covid-19 di DIY bertambah 252, sehingga total menjadi 152.114 kasus. Penambahan kesembuhan 787 kasus, sehingga total sembuh menjadi 139.538 kasus.
"Penambahan kasus meninggal sebanyak 12 kasus, sehingga total kematian menjadi 4996 kasus," ujarnya.