Karanganyar, Gatra.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar membatasi jumlah sekolah penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) di gelombang pertama simulasinya pada 13-25 September 2021. Jenjang pendidikannya TK/PAUD, SD dan SMP negeri maupun swasta.
Kepala Disdikbud Karanganyar, Tarsa mengatakan simulasi seharusnya dimulai sejak Senin lalu, namun ditunda karena berbenturan ujian tengah semester (UTS).
“Setelah matur ke pak bupati sekaligus mengajukan konsep simulasi PTM, disepakati mulainya secara bergelombang. Pada gelombang pertama dimulai selama sepekan. Peserta simulasi itu sekolah yang dinaungi Dinas Pendidikan kabupaten, yaitu TK/PAUD, SD, dan SMP. Baik negeri maupun swasta kecuali yang di bawah Kemenag,” katanya kepada wartawan di kantornya, Kamis (2/9).
Jumlah peserta didik yang mengikuti simulasi disesuaikan kuota aman KBM di masa pandemi dengan kurikulum darurat. Mereka mengikuti selama dua jam per hari. Pengaturan sekaligus pengawasan dan pendampingan diserahkan ke UPTD Dinas Pendidikan di Kecamatan.
Satgas Covid-19 wilayah kecamatan dilibatkan pula dalam pengondisian lokasi.
Tarsa mengatakan, peyelenggara PTM mendapat buku panduan atau SOP dari Kemendikbud. Tugas pengawas dari tim Satgas dan UPTD adalah memastikan penyelenggaraannya sesuai panduan tersebut. Termasuk prosedural izin orangtua, kantin, hingga antar jemput peserta didik dari rumah ke sekolah.
“Buku panduan berisi kenentuan. Kalau memenuhi, dicentang checklis. Apakah prokes terpenuhi, surat kesanggupan orangtua mengizinkan anaknya ikut PTM dan diantar jemput orangtua. Kalau naik angkutan umum tidak diperkenankan,” katanya.
Simulai berlanjut pada 27 September-2 Oktober 2021. Di simulasi PTM gelombang II ini, jumlah sekolah pesertanya ditambah.
“Sedangkan sekolah yang ada di desa boleh diikutkan di gelombang II,” katanya.
Sekretaris Disdikbud Nurini Retno Hartati mengatakan pembelajaran daring tetap diberikan sekolah selama simulasi PTM. Sehingga, sekolah tak boleh abai dengan hal itu.
“Jadi ada dua jalur pembelajaran. Tetap ada daring karena yang PTM itu tidak semua peserta didiknya. Dipilih yang paling siap. Untuk daring, pemerintah masih tetap memberikan bantuan pulsanya,” katanya.
Ia menambahkan, gelombang I simulasi PTM diikuti semua SMP di Karanganyar. Pesertanya maksimal 50 persen dari total jumlah rombongan belajar per kelas. Selain jenjang SMP juga diikuti jenjang TK dan SD.
‘Gelombang I semua SMP ikut. Namun untuk TK/PAUD dan SD, masing-masing 5 sekolah per kecamatan,” katanya.
Nurini mengatakan semua SMP diikutkan gelombang I simulasi PTM karena bertepatan gladi bersih asesemen secara nasional yang berlangsung 13-16 September 2021.
“Evaluasi simulasi gelombang I dilakukan sambil berjalan simulasi tahap II,” katanya.