Purworejo, Gatra.com - Putra (7) siswa kelas 2A SDN Purworejo, Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Purworejo nampak gembira bersama teman-temannya menyantap bekal yang ia bawa dari rumah di dalam kelas Meskipun harus menjaga jarak, para siswa itu nampak tetap bisa bercanda dengan teman-temannya di dalam kelas.
Begitulah suasana konsultasi terprogram yang menjadi alternatif sekolah yang terletak di sebelah timur alun-alun Kabupaten Purworejo itu. Seminggu 3 kali, mereka datang ke sekolah untuk mengikuti konsultasi jika ada pelajaran yang tidak mereka mengerti selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Saya senang belajar di sekolahan, banyak temannya. Kalau di rumah tidak ada teman," kata Putra polos. Mungkin tidak hanya Putra, ribuan siswa lain pun akan merasa seperti itu.
Kepala SDN Purworejo, Sugiyarti menjelaskan bahwa, dalam konsultasi terprogram sudah ada lampu hijau dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta DPRD Kabupaten Purworejo. "Sudah sepengetahuan komite sekolah juga. Jika ada orang tua atau wali murid yang belum mengijinkan anaknya datang ke sekolah, ya tidak masalah. Bahkan tahun lalu, ada anak yang selama satu tahun penuh tidak mengikuti konsultasi terprogram, ya kami biarkan. Siswa itu tetap mengikuti pembelajaran dari rumah atau PJJ," kata Sugiyarti.
Konsultasi terprogram telah dilakukan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta di Kabupaten Purworejo sejak Agustus 2020 lalu dan tidak ada masalah. Akan tetapi sempat dihentikan saat corona Delta mengganas dan PPKM Darurat beberapa waktu lalu.
"Terus terang kami mengambil kebijakan ini melihat kondisi sekitar, sewaktu Kampung Plaosan banyak yang kena Covid-19, kami tutup total. Jika ada keluarga serumah dengan murid kami yang terpapar Covid-19 si anak tidak boleh masuk. Saat masuk anak-anak lewat pintu depan, pulang sekolah lewat pintu samping supaya tidak ada penumpukan penjemput," jelas Sugiyarti.
Prokes dan sarana prasarananya seperti alat cuci tangan benar-benar disediakan sehingga anak-anak bisa sering mencuci tangan. Salaman dengan bapak/ibu guru pun tidak diperkenankan. Selama di lingkungan sekolah, mereka pun harus selalu berada di dalam kelas, termasuk saat istirahat. Murid harus membawa bekal baik makanan atau minuman dari rumah masing-masing.
"Jangan salah, di sini belum ada PTM, kami hanya menerapkan konsultasi terbatas. Namanya konsultasi, yang mau ya silakan kalau tidak juga tidak apa-apa," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dindikpora, Sukmo Widi Harwanto yang ditemui di kantornya menjelaskan bahwa, konsultasi terprogram dijalankan apabila siswa merasa kesulitan mengerti atau mengakses mata pelajaran dalam PJJ. "Sekolah harus mengakomodir keinginan mereka. Sebagai PNS atau guru serta kepala sekolah wajib melayani masyarakat, termasuk melayani konsultasi. Layanan ini juga harus ijin orang tua dan komite. Jadi konsultasi terbatas bukan keharusan dan bukan PTM," kata Sukmo.
Ia menambahkan, selama Kabupaten Purworejo masih berada di level 4 PPKM, pihaknya belum akan melaksanakan sekolah tatap muka.