Jakarta, Gatra.com – Sebagai pengawas pendidikan di Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sutiyono selain menjadi bagian asesmen sekolah, ia juga turut mengamati lingkungan sekitar dari penghentian sementara proses belajar-mengajar tatap muka yang kemudian digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Ia menilai, ada learning loss atau pembelajaran yang hilang pada diri anak-anak, khususnya pendidikan karakter. “Bukan berarti orang tua mengajarkan yang tidak baik, namun contoh teladan dan pendidikan dari guru sangat berpengaruh kepada murid-murid,” kata Sutiyono kepada Gatra.com, Rabu (10/09).
Sutiyono mencontohkan, di lingkungan rumahnya, tak sedikit anak usia sekolah yang tak berpenampilan rapi. Misalnya kata Sutiyono, berambut gondrong, berbicara tak sopan, dan lain sebagainya. Ia juga menyangsikan proses pembelajaran secara daring pada anak tersebut.
Untuk itu kata Sutiyono, meskipun di sekolah hanya lima jam, namun pengaruhnya luar biasa. “Kalau masalah pintar atau tidak pintar nomor sekian, tapi karakter, pengaruhnya luar biasa,” ujarnya. Untuk itu, ia berharap, Pemda DKI Jakarta bisa melaksanakan 100% atau setidaknya bertambah sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM).
Pembelajaran tatap muka terbatas yang mulai diterapkan di DKI Jakarta sejak Senin (30/08) lalu kata Sutiyono melalui proses yang panjang. Proses tersebut misalnya dengan melakukan pengisian asesmen, pelatihan, hingga penetapan SK Dinas Pendidikan.
Ia mencontohkan, SDN Kalibata 01, Jakarta Sekatan misalnya, yang telah dinyatakan lulus menjadi peserta PTM terbatas ini, pada Sabtu (28/08), pihaknya sebelumnya memantau terlebih dahulu, sebelum terlaksananya PTM. “Saya sudah cek semuanya, kesiapan-kesiapan baik sarana prasarana, personilnya maupun sumber daya manusianya semua sudah memenuhi protokol kesehatan,” kata Sutiyono menerangkan.
Pada Senin (30/08) merupakan pelaksanaan hari pertama PTM terbatas di SDN 01 Kalibata, yakni kelas 1 dan kelas 4. Ia menilai, proses belajar-mengajar terbilang berjalan lancar, meski kapasitasnya hanya 50% yang berada di dalam kelas. Sedangkan 50% lainnya mengikuti pembelajaran dari rumah melalui media zoom.
Setelah Senin pelaksanaan PTM terbatas dilakukan, keesokan harinya, yakni pada Hari Selasa disterilkan. “Setelah disterilkan, kami pantau dari peserta didik dan orang tua (jika) tidak ada yang mengalami sakit, demam atau pun keluhan-keluhan tidak ada. Jadi kami simpulkan untuk terus melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka ini,” ujarnya.
Sedangkan masih kata Sutiyono, dari pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta selalu memantau, setiap pukul 10.00 ia melakukan pelaporan, pemantauan dan evaluasi, jika kemudian terdapat keluhan, kendala dan lain sebagainya, pihaknya segera menindaklanjuti ke Dinas Pendidkan DKI Jakarta.