Batam, Gatra.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam, menggesa kesiapan Batam sebagai hub logistik internasional. Batam sebagai kawasan hub logistik, menjadi tema pengembangan kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) Tahun 2020-2045. Dimana, Batam fokus bidang hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable (high technology), industri digital dan kreatif, international trade and finance center serta pariwisata.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengatakan persiapan Batam sebagai hub logistik internasional, mendorong dilakukan pengembangan Pelabuhan Batuampar, selain Bandara Hang Nadim. Sementara untuk sistem, BP Batam melakukan pembenahan dengan mendorong sistem digital atau online di pelabuhan Batuampar.
"Makanya, kita melakukan perbaikan sistem pelabuhan laut, seperti Batam Logistic Ecosystem (BLE), perubahan Peraturan Kepala (Perka) BP Batam," kata Rudi.
BP Batam sendiri, mengikuti regulasi, PP Nomor 41 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan kawasan perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Dimana, diatur juga terkait dengan sistem elektronik. Diantaranya diatur, pemberitahuan pabean disampaikan dalam bentuk data elektronik melalui sistem pertukaran data elektronik kepabeanan yang terhubung dengan Indonesia National Single Window (INSW).
"Kontainer Port Batuampar disiapkan untuk menjadi KEK international logistics. Dalam membangun kesiapan Pelabuhan Batuampar, maka tidak hanya infrastruktur yang diperkuat, namun sistem elektronik dibangun," sambung Rudi.
Dibeberkan, saat ini di Batuampar, sudah terapkan B-SIMS. Sistem itu untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan sesuai dengan nilai Dedikasi (Terdepan, Dinamis, Kolaboratif, dan Terintegrasi) yang menjadi budaya kerja BUP BP Batam.
Dengan penerapan B-SIMS (BP Batam Seaport Information Management System), pengguna jasa tidak perlu lagi datang ke pelabuhan untuk mengurus PUK dan memonitor status nota sudah sampai di mana, sehingga bisa dikatakan pelayanan jasa kepelabuhanan di BUP sudah menerapkan digitalisasi sistem.
Aplikasi B-SIMS terintegrasi dengan sistem Inaportnet yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Sehingga pengguna jasa tidak perlu melakukan double input untuk mengurus kegiatan kapal barang maupun kapal penumpang di wilayah kerja BP Batam.
B-SIMS juga akan terintegrasi dengan Auto Gate System dan TPS Online, bagian dari BLE yang bertujuan untuk mempercepat alur masuk dan keluar barang di Pelabuhan. "Sehingga bisa meningkatkan eksosistem investasi untuk pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, serta peningkatan daya saing kawasan," beber dia.
Dimana, ruang lingkup implementasinya mencakup, kelembagaan, pelayanan perizinan, pengembangan dan pemanfaatan aset, fasilitas dan kemudahan serta pengembangan dan pengelolaan BBK, sanksi dan peralihan.
"BP kini dapat menerbitkan seluruh perizinan berusaha untuk mendirikan dan menjalankan usaha di KPBPB, dengan menetapkan jenis dan jumlah barang konsumsi, serta menerbitkan perizinan pemasukannya. Itu semua berkaitan juga dengan Batam sebagai hub logistik," ungkap Rudi.
Disampaikan, pembenahan dilakukan di Batam untuk fasilitas dan kemudahan bagi pelaku usaha. Meliputi pemasukan dan pengeluaran barang, perpajakan, kepabeanan, cukai, keimigrasian, larangan dan peembatasan serta fasilitas dan kemudahan lainnya.
Selain itu ada dukungan fasilitasnya berupa kemudahan perizinan dan non perizinan dalam pelaksanaan proyek. Dukungan dalam penyesuaian tata ruang, pengadaan lahan dan lokasi, pembangunan untuk kepentingan umum, penggunaan komponen dalam negeri, dukungan pemerintah dalam kemudahan fasilitas pendanaan, penugasan BUMN pengadaan barang dan jasa serta penyelesaian permasalahan dan hambatan.
Rudi mengatakan, hub logistik Internasional, akan mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim, dan pariwisata yang terpadu dan berdaya saing. "Mari dukung untuk perubahan Batam menjadi semakin baik. Batam siap menjadi sentral e-commerce," kata Rudi.
Sementara untuk tindakan atau aksi koorporasi dalam jangka pendek, diantaranya, melakukan sentralisasi kegiatan handling kontainer di Pelabuhan Batuampar. Kemudian melakukan konsolidasi cargo melalui koordinasi muatan dan kegiatan pengangkutan shipper/shipping line. Menyediakan fasilitas untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi kegiatan bongkar muat fasilitas.
Kemudian disiapkan penataan manajemen pengelolaan pelabuhan. Dimana, disiapkan pengaturan vessel, container yard (CY), auto gate system dan trucking system. Dengan perluasan CY dan penambahan dermaga akan menjadi simpul konektivitas antar pelabuhan inter insulair dan direct call atau pelayaran langsung ke berbagai negara.
Selain itu, akan ditambah fasilitas yang modern untuk pelayanan berkelas internasional seperti kontainer, kargo konvensional, bulk, dan tanker. Kemudian memperluas gudang dengan penambahah cold storage, PLB, workshop, depo dan CY. Penerapan sistem layanan yang lebih baik untuk port operating system (POS) maupun terminal operating system (TOS) juga dilakukan.
Deputi IV Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin mengatakan, Pelabuhan Batuampar, tidak hanya menjadi pintu masuk barang industri, yang memberikan pendapatan besar buat Batam. Namun juga untuk usaha kecil dan menengah juga. Sehingga pelabuhan memberi pemasukan besar.
Pengguna jasa akan menggunakan B-SIMS sebagai portal pengeluaran dan pemasukan barang dari dan ke Pelabuhan. B-SIMS juga terintegrasi dengan sistem TPS Online milik Bea Cukai sehingga pengguna jasa dapat melacak informasi lokasi kontainer yang ditimbun di TPS Pelabuhan Batu Ampar.
“Digitalisasi pelayanan akan membuat pengguna jasa lebih mudah dalam mengurus dokumen di kantor BUP. Itu perwujudan good governance,? ujarnya.
Sistem terintegrasi itu, kedepan akan mendapat dukungan fasilitas yang modern untuk pelayanan berkelas internasional seperti kontainer, kargo konvensional, bulk, dan tanker. Kemudian memperluas gudang dengan penambahah cold storage, PLB, workshop, depo dan CY. Penerapan sistem layanan yang lebih baik untuk port operating system (POS) maupun terminal operating system (TOS) juga dilakukan.
Dengan pengembangan pelabuhan Batuampar menjadi hub internasional, maka semua pelayaran inline (dalam negeri), keluar negeri, langsung dari Batam. Jadi dari Batam langsung ke Amerika, Cina, ke Vietnam dan lain. Ada Jakarta bisa langsung ke Cina, itupun di bawah 3.500 GT," imbuh Japarin.(*)