Purworejo, Gatra.com - Kala masa pandemi, ekonomi dunia mengalami kelesuan. Daya beli dan konsumsi menjadi rendah. Saat ini kunci pemulihan ekonomi dunia adalah pengendalian wabah penyakit Covid-19.
Vaksinasi menjadi syarat dan upaya dalam.mengendalikan pemyebaran Covid-19. Menteri Koperasi UMKM, Teten Masduki menyampaikan hal tersebut usai meresmikan pabrik gula cair nextar milik Koperasi Wanita Srikandi di Desa Wonoroto, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Jumat sore (28/8).
"Tidak hanya Indonesia, tapi dunia sedang dilanda kelesuan ekonomi. Kunci pemulihan ekonomi adalah pengendalian Covid-19, pertumbuhan ekonomi tergantung dari berapa jumlah warga yang divaksin, semakin tinggi serapan vaksinnya, semakin cepat pemulihan ekonominya," kata Menteri Teten Masduki didampingi Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti.
Pandemi belum diketahui kapan akan berakhir, strategi yang dipakai adalah bertahan. "Beruntung negara kita tak bergantung dari ekonomi luar. Sebanyak 53% konsumsi kita adalah rumah tangga sehingga bisa lebih cepat pulih," lanjut pria yang pernah jadi aktivis anti korupsi ini.
Salah satu sektor yang dibantu pemerintah adalah sektor usaha, seperti Koperasi Srikandi yang memiliki usaha pembuatan gula semut, sirup nextar (gula cair) dan minyak goreng yang berorientasi ekspor.
"Optimis ekonomi akan segera pulih, kami sekarang membidik usaha potensial. Seperti Koperasi Wanita Srikandi ini, mereka adalah model koperasi ideal, yang sudah mengekspor hasil produksinya. Market ada, demand ada, suplay juga ready, kendalanya hanya kapal pengangkut yang belum ada akibat pandemi Covid-19 ini," kata Teten.
Pemerintah, lanjutnya, telah mempersiapkan transformasi UMKM agar bisa tetap bertahan di masa pandemi. Sementara itu, Ketua Koperasi Srikandi, Sri Susilowati mwnyampaikan bahwa, Menteri Teten berpesan agar unit usaha yang dijalankan koperasinya dijadikan di satu tempat.
"Selama ini kan kantor dan pabrik kita terpisah-pisah menjadi tiga tempat. Target kami tiga tahun bisa memiliki satu tempat yang cukup untuk kantor dan pabrik gula semut, nextar, dan minyak goreng," kata Susi, panggilan akrabnya.
Susi mengakui bahwa tahun kemarin adalah tahun yang benar-benar berat dan menyulitkan bagi koperasinya. "Tahun ini alhamdulillah perlahan kami mulai merangkak nornal. Kami bisa mengangsur pinjaman bank. Ekspor pun sudah mulai ke Jepang, Belanda, dan Australia," kata Susi.