Labuhanbatu, Gatra.com - Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumut akhirnya berada pada posisi pertama penilaian Capacity Building North Sumatera Invest Bussiness Profile Challenge (NSI-BPC) tahun 2021 untuk tingkat Provinsi Sumut.
Program diprakarsai Bank Indonesia melalui perwakilan Sumut dalam memberi pemahaman dan mendorong kabupaten/kota untuk menggali potensi peluang proyek investasi itupun, diumumkan melalui zoom Bank Indonesia, Sumut di Medan, Kamis (26/8) sekitar pukul 09.30 WIB.
Dihubungi gatra.com, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Labuhanbatu, Hobol Zulkifli Rangkuti menjelaskan, untuk tingkat Provinsi Sumut awalnya ada lima kabupaten/kota masuk nominasi.
Namun, Labuhanbatu akhirnya berada pada posisi peringkat pertama pemaparan peluang investasi, selanjutnya disusul oleh juara kedua yakni Kota Medan, ketiga Kota Binjai, keempat Kota Pematang Siantar serta peringkat kelima Kabupaten Karo.
Dijelaskannya, program NSI-BPC tahun 2021 tersebut, diawali pelaksanaan workshop melibatkan instansi Dinas Penanaman Modal dan Bappeda selaku leading sector investasi guna mendorong pemerataan dan peningkatan realisasi investasi daerah.
Selain itu, mengundang narasumber expertise di bidangnya, seperti Direktur Pendapatan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI, Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan RI dan Direktur Pengembangan Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Narasumber kala itu, secara komprehensif membahas sektor prioritas investasi dan ease of doing business di Indonesia serta regulasi investasi yang berlaku di Sumut dalam mempromosikan proyek investasi daerah dan menjaring investor.
Menurut Hobol, sektor investasi merupakan salah satu nadi penting dalam perekonomian. Tidak hanya menggerakkan pertumbuhan ekonomi, melainkan juga dapat melakukan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar.
Terlebih, di Sumut sektor investasi salah satu penyokong terbesar pertumbuhan ekonomi didukung dengan sumber daya yang melimpah, kemudahan akses bahan baku, struktur demografis yang didominasi oleh usia produktif dan upah minimum yang kompetitif.
*Awal Dari Perubahan
Berangkat dari sana, sambung Kepala Bappeda Labuhanbatu itu, pihaknya bersama lintas instansi terkait serta dukungan penuh pimpinan, melakukan berbagai upaya dalam mengikuti tahapan seleksi nominasi NSI-BPC itu dengan usulan program Kawasan Panai Natural and Historical Park (KPNHP).
Paparan mereka dalam program menciptakan destinasi wisata berdaya saing itu, terdapat berbagai usulan pembangunan sejumlah fasilitas umum seperti jembatan dan jalan layak lintas menuju keberbagai lokasi wisata yang telah ada maupun yang akan diciptakan.
Misalnya, pembukaan dan penimbunan badan jalan Desa Tanjung Sarang Elang - Kelurahan Labuhan Bilik sepanjang 1.050 meter dengan lebar badan jalan 10 meter, pembangunan jembatan Sei Bilah Tanjung Sarang Elang (I) ditambah jembatan Sei Barumun Labuhanbilik dengan panjang jembatan 700 meter (I) dan 950 meter (I).
Selanjutnya, pembangunan ruas jalan eksisting dari jalan Kartini Kelurahan Labuhanbilik - simpang kuburan cina Sei Sanggul, lanjutan jalan Lingkungan Sukajadi Desa Sei Berombang - Dusun I Desa Sei Tawar sepanjang 28.000 meter dengan lebar 7,2 meter.
Terwujudnya pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan melalui sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) itupun, lanjut Hobol, sangat mendukung pengembangan kawasan wisata terpadu, seperti antara kota tua Labuhan Bilik dan pulau Sikantan di Kecamatan Panai Tengah, wisata pantai alam lestari (kahona) dan wisata hutan mangrove di Desa Sei Tawar Kecamatan Panai Hilir.
Saat ini, Labuhanbatu sesuai data sensus BPS tahun 2020 memiliki luas 2.561, 38 kilometer persegi, 9 kecamatan, 75 desa, 23 kelurahan, 194 lingkungan, 537 dusun sekaligus didukung daya tarik wisata alam seperti air terjun linggahara, pantai kahona, pemandian Aek sirao-rao dan lainnya.
Selain itu, daya tarik lainnya adalah wisata budaya seperti kota lama Labuhan Bilik, tugu juang 45 dan sejumlah rumah ibadah. Untuk wisata buatan diantaranya boombara waterpark, taman hiburan mirota, kolam renang bukit hijau permai dan lainnya hingga daya tatik wisata kuliner, yakni masakan ikan terubuk, gulai asam baung, holat serta yang lain.
Upaya perwujudan lokasi wisata tersebut, sambung pria yang pernah sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) itu, juga didukung oleh letak dan geografis berada pada kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera serta posisi strategis karena jalur antar provinsi hingga berbatasan dengan Selat Malaka.
"Ini merupakan langkah awal untuk membangun Kerjasama yang akan difasilitasi Bank Indonesia dengan Bappenas, pelaksanaanya sesuai proposal kita ajukan. Semoga ini awal kebangkitan dan perubahan kemajuan wisata Labuhanbatu," harap Hobol Zulkifli Rangkuti.