Tegal, Gatra.com- Seorang warga berusia 91 tahun, Jaonah, menjadi lansia tertua yang sudah disuntik vaksin Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah. Di usianya yang menjelang satu abad, Jaonah tak merasakan efek samping setelah disuntik vaksin dosis pertama dan kedua.
Jaonah adalah warga RT 6 RW 2 Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan. Perempuan yang lahir pada 1930 silam itu memiliki lima anak dengan dua di antaranya sudah meninggal dunia.
Jaonah mengikuti vaksinasi dosis pertama menggunakan vaksin jenis Sinovac di Puskemas Bandung pada 22 Juni. Penyuntikan dosis kedua diterimanya selang 29 hari kemudian. Jaonah bahkan datang sendiri ke puskemas dengan berjalan kaki demi bisa divaksin.
Sebagai lansia tertua yang sudah divaksin, Jaonah berkesempatan menerima kartu vaksin yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono di sela pendistribusian bantuan sosial beras di rumah ketua RW 01 Kelurahan Bandung, Jum'at (27/8).
Selain kondisi kesehatannya layak divaksin kendati sudah berusia beranjak 100 tahun, Jaonah juga mengaku tidak merasakan efek samping apa-apa setelah disuntik vaksin dosis pertama dan kedua. "Mboten krasa nopo-nopo (tidak merasakan apa-apa),” tutur Jaonah yang pendengarannya sudah sedikit berkurang.
Di usia senjanya, Jaonah juga masih semangat untuk beraktivitas. Sehari-hari dia bekerja membuat batik tulis di rumahnya. "Sehari-hari mbah Jaonah menjadi perajin batik tulis," ujar Camat Tegal Selatan Sartono.
Sartono mengatakan, vaksinasi dosis pertama dan kedua yang sudah diikuti Jaonah menunjukkan jika vaksin Covid-19 aman, termasuk untuk lansia. “Mbah Jaonah sudah divaksin lengkap, dan tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan yang selama ini menjadi ketakutan warga untuk divaksin,” ujarnya.
Selain Jaonah, Sartono menyebut lansia lainnya di Kecamatan Tegal Selatan yang juga sudah disuntik vaksin berusia 83 tahun bernama Pardi. "Mbah Pardi sudah divaksin dosis pertama," ungkapnya.
Sartono mengatakan, vaksinasi terhadap lansia terus digencarkan. Proses vaksinasi diawali dengan screening terlebih dahulu untuk mengetahui layak tidaknya divaksin. "Kalau hasil screening tidak bisa divaksin, ada dua kemungkinan, yaitu ditunda sementara atau yang bersangkutan dari sisi kesehatan tidak layak untuk divaksin. Kalau tidak layak, nantinya akan mendapatkan surat keterangan tidak layak vaksin dan tidak diajukan lagi untuk divaksin," ujarnya.