Sragen, Gatra.com - Penggunaan predator alami untuk membasmi tikus sawah kembali digalakkan. Cara tersebut lebih aman daripada memasang jebakan beraliran listrik. Sebelumnya diketahui 19 petani tewas di kabupaten ini karena tersengat setrum jebakan tikus dalam 18 bulan terakhir. Mereka memasang jebakan listrik untuk membasmi tikus. Namun tak disangka senjata makan tuan.
Kini, sebagian petani menggiatkan lagi pembasmian dengan musuh alami tikus. Yaitu burung hantu. Untuk mengawalinya, rumah burung hantu dipasang di wilayah Desa Bedoro Kecamatan Sabungmacan.
"Tujuh rumah burung hantu didirikan di areal persawahan. Rumah burung hantu atau rubuha buat tempat tinggal. Satu rubuha untuk sepasang," kata Kades Bedoro, Pri Hartono kepada wartawan di sela pemasangan rubuha, Jumat (27/8).
Kegiatan yang disaksikan Kepala Dinas Pertanian Eka Rini Mumpuni tersebut diharapkan diikuti para petani di desa lain. Selain aman lingkungan juga efektif. Dalam semalam, seekor burung hantu dapat memangsa beberapa ekor dan menakuti ratusan ekor tikus lainnya. Dikatakannya, pemdes akan membeli beberapa pasang burung hantu. Pemdes juga akan membuat regulasi larangan berburu burung hantu yang sengaja dipasang di areal persawahan.
"Daerah sini juga ada serangan tikus. Tapi petani sudah takut memasang setrum. Enggak mau jatuh korban jiwa lagi. Lebih baik membasmi tikus dengan cara lain yang lebih aman," katanya.