Jakarta, Gatra.com - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit YARSI (RS YARSI), dr. Puti Sarah Saus, Sp.JP, FIHA, FAsCC, mengatakan terdapat long covid syndrome setelah orang sembuh dari COVID-19.
"Tapi ada yang disebut dengan long covid syndrome, apabila dia sudah sembuh nih dari COVIDnya. Apa aja tuh yang bisa timbul?ternyata cukup banyak gejala-gejala long covid syndrome ini," ujarnya, melalui Zoom dalam Kajian Akhwat yang digelar oleh RS YARSI bertajuk "Merdeka dari Sesak Nafas Pandangan Menurut Islam" pada Jumat, (27/8).
Puti mengatakan gejala yang dapat timbul itu bisa terjadi selama mingguan atau bahkan hingga hitungan bulan. Ia kemudian menyebut keluhan pertama dari long covid syndrome ini adalah lemas.
"Lemes terus tuh ya, seharian tuh maunya bawaannya tidur, itu sering terjadi," tuturnya.
Lanjut Puti, keluhan kedua dari long covid syndrome yaitu sesak napas. Ia mengatakan sesak napas itu prosesnya lama. "Memang kan kalo COVID biasanya kalau dia udah kena pada pasiennya yang cukup berat, itu akan meninggalkan bercak-bercak di paru-parunya yang akan bersifat permanen sebenernya," sambung Puti.
Ia juga mengatakan keluhan ketiga dari long covid syndrome itu dapat mengalami berdebar-debar di jantung. Puti menyebut berdebar-debar ini sering sekali terjadi dan biasanya jika diukur denyut nadinya itu bisa lebih dari 100 kali per menit.
"Ini bisa karena memang irama jantungnya itu sendiri, tapi juga karena pernafasannya tadi yang terganggu. Paru-paru dan jantung itu saling berhubungan. Apabila oksigennya tidak terpenuhi di paru-paru itu secara maksimal, tubuh atau jantung itu memberikan kompensasi istilahnya untuk dia memompa lebih berat ya. Ini yang membuat berdebar-debar," terang Puti.
Selain itu ia menyebut keluhan lain yang ditemukan dari long covid syndrome ini adalah nyeri dada. Namun nyeri dada di sini tidak spesifik untuk jantung.
"Biasanya, nanti akan follow up dengan EKG [elektrokardiogram] ya. Di mana rekaman jantung yang akan direkam di tubuh kita untuk melihat apakah kita ada kelainan atau ada sumbatan di dalam apa, otot jantung kita," tambah Puti.
Ia pun mengatakan keluhan terakhir dari syndrome tersebut adalah Postural Orthostatic Tachycardia Syndrome (POTS). Seperti dalam keadaan berdiri, tiba-tiba merasa pusing dan ingin pingsan. Serta denyut nadinya itu bisa sampai di atas 130 kali per menit.
"Kalau di Indonesia, saat ini saya belum menemukan pasien yang mengeluh dengan POTS tadi. Jadi ini adalah syndroma yang perlu diperhatikan apabila pasien-pasien sudah sembuh dari yang namanya COVID, jadi long covid syndrome tadi," imbuh Puti.