Tokyo, Gatra.com- Di balik kisah kesuksesan Ni Nengah Widiasih, atlet powerlifting dalam meraih perak terdapat cerita yang membuatnya hampir gagal mendapat medali. Ni Nengah Widiasih hampir saja hanya meraih medali perunggu jika tidak ada kejadian protes dari ofisial Indonesia terhadap dewan wasit.
Cerita bermula saat Widi sukses melakukan angkatan pertama seberat 96 kg. Lifter yang biasa disapa Widi itu kemudian melanjutkan ke angkatan kedua. Widi melakukan angkatan keduanya seberat 98 dengan bagus, namun beberapa saat setelah melakukan angkatan tersebut, angkatan kedua Widi dinyatakan tidak mulus dengan mendapat bendera merah dari wasit sehingga didiskualifikasi oleh dewan wasit.
Widi dan pelatihnya Yanti merasa tidak puas dengan keputusan tersebut. Setelah angkatan kedua saya didiskualifikasi, saya dan pelatih sempat ingin mempertanyakan keputusan itu. Namun kami mengurungkan niat itu. Kami baru akan melakukan protes jika pada angkatan ketiga saya juga dibatalkan, ujar Widi dalam keterangannya, Jumat (27/8).
Setelah semua lifter melakukan angkatan kedua, posisi Widi berada di urutan ketiga dan berpeluang untuk hanya meraih medali perunggu karena posisi kedua ditempati oleh atlet Venezuela, Monasterio Fuentes yang mencatat angkatan 97 kg.
Gagal di angkatan kedua tidak menyurutkan semangat dan konsentrasi Widi untuk tetap tampil bagus di angkatan ketiga. Barbel seberat 98 kg masih berhasil diangkat Widi dengan sempurna. Namun, beberapa detik setelah angkatan ketiga itu, Widi dikejutkan dengan keputusan wasit yang kembali mendiskualifikasi angkatannya.
Setelah angkatan ketiga itu, wasit mengangkat bendera merah yang menandakan angkatan saya tidak mulus. "Dengan cepat pelatih langsung menghampiri dewan wasit untuk mempertanyakan keputusan wasit itu dan meminta untuk direview atau diputar ulang tayangan angkatan saya untuk melihat apa kesalahan saya," tambah Widi.
"Setelah melihat video review akhirnya dewan wasit menyatakan bahwa angkatan saya mulus dan tangan saya tidak miring sehingga dewan wasit mengesahkan angkatan saya," ucap Widi.
Jalan Widi untuk meraih medali perak semakin terbuka lebar setelah pesaingnya, Fuentes, gagal melakukan angkatan ketiga seberat 99 kg. Hasil buruk Fuentes otomatis mendongkrak posisi Widi naik ke urutan kedua untuk merebut medali perak sedangkan medali perunggu menjadi milik Fuentes. Medali emas pada nomor ini diraih oleh lifter Tiongkok, Guo Lingling dengan angkatan terberat 108 kg.
Medali perak yang diraih Widi sekaligus merupakan medali pertama bagi kontingen Indonesia di pentas Paralimpiade Tokyo 2020. "Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyrakat Indonesia yang terus mendukung kontingen Paralimpiade Indonesia. Terima kasih juga kepada Pak Presiden Jokowi dan Pak Menpora Zainudin Amali yang terus mendukung tim Paralimpiade Indonesia," ucap Widi.