Home Gaya Hidup Keunikan Alat Musik Tradisional Indonesia Belum Tereksplorasi

Keunikan Alat Musik Tradisional Indonesia Belum Tereksplorasi

Jakarta, Gatra.com Kekayaan seni budaya Indonesia memang bukan menjadi rahasia lagi. Beragam budaya tersebut membawa keunikan tersendiri di masing-masing daerah. Begitu pula jika berbicara musik, utamanya alat musik yang ada di Nusantara. Keunikan alat musik bukan hanya berasal dari bagaimana cara memainkan, tetapi material pembuatan alat musik tersebut pun menghasilkan frekuensi suara beragam.

Hal ini yang kemudian dilihat oleh Akademisi Universitas Pelita Harapan (UPH), Jack Simanjuntak, sebagai keunikan alat musik di Indonesia. Bahan material alat musik seperti kayu, nyatanya punya ragam jenis berbeda yang membuat keunikan terhadap resonansi suara. Sayangnya, pemetaan atau pendataan keunikan terhadap ragam alat musik di Indonesia ini belum terksplorasi dengan baik.

"Diperlukan data agar kita mengetahu berbagai macam potensi alat musik di Indonesia. Dalam pemetaan jenis kayu apa yang digunakan sebagai alat musik misalnya, saya yakin kalau kita bisa memetakan bahan-bahan pembuat alat musik, maka ekspolarsi kita terhadap alat musik apa saja di Indonesia pun jadi lebih efektif," kata Jack dalam Webinar Pra Kongres Hari Musik Indonesia, Kamis (26/8).

Pemetaan dan pendataan tersebut diyakini pria yang juga Dosen Program Studi Musik UPH ini juga menjadi langkah penting dalam eksplorasi alat musik tradisional Indonesia. Karena menurutnya, masih banyak alat musik tradisional yang belum tereksplorasi. Dari hasil kajian yang dilakukan sejak 2018 saja, misalnya, baru beberapa alat musik sepeti Cilempu, Angklung, Gamelan Jawa, Gamelan Bali, dan beberapa alat musik dari Sumatera yang sudah tereksplorasi terkait rentang frekuensi alat musik tersebut.

"Sehingga bisa terbentuk fundamentaly instrument. Karena selama ini, pengukuran frekuensi alat musik hanya dilandasi subjektivitas. Ini akan bermanfaat bagi eksplorasi alat musik," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menginisiasi terbentuknya Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Musik Tradisi Nusantara, sebagai wadah penggagasan ide dan pendiskusian mendasar musik tradisi Nusantara.

"LMK dibentuk melalui acara prakongres sebagai langkah awal pendataan musik tradisi Nusantara dan melindungi kekayaan intelektual para musisi tradisi. Ini menjadi langkah nyata bagi pegiat musik tradisi Nusantara dari seluruh Indonesia dan lapisannya," tandas Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, Jumat Lalu.

2292