Jakarta, Gatra.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap menjadi instrumen menjaga pemulihan ekonomi dan membantu serta mendorong reformasi struktural. Itulah yang dijelaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jakarta, Rabu (25/8).
"Karena itu adalah dua hal yang sangat penting bagi Indonesia, gross (domestic bruto) harus pulih, tanpa adanya pemulihan pertumbuhan, tidak mungkin kita akan memperbaiki kualitas dari perekonomian Indonesia," ungkap Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.
"Namun pertumbuhan itu harus didukung oleh faktor produktivitas TFP (Total Factor Productivity) dan itu hanya bisa dilakukan melalui reformasi struktural. Jadi tidak growth yang lebih banyak (untuk) input tapi gross yang berdasarkan produktivitas," paparnya lagi.
Di sisi lain, penggunaan APBN, ke depan harus lebih baik dan berkualitas. Ani menjelaskan, hal tersebut bisa terjadi jika pemerintah serius melakukan reformasi struktural.
"Input yang sama atau APBN dengan rupiah yang sama tapi hasilnya lebih bagus, kira-kita seperti itu dalam bahasa sederhananya. Jadi kita bisa belanja sama-sama 2700 (triliun) tapi hasilnya lebih baik. Itu hanya bisa jika adanya reform secara struktural baik di SDM, baik di birokrasi, baik dari sisi belanja," pungkasnya.