Magelang, Gatra.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, Jawa Tengah, mulai mendata anak yatim/piatu yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Data akan digunakan sebagai acuan rencana pemberian program bagi mereka.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang, Khudoifah, mengatakan, hingga 13 Agustus 2021, tercatat 64 anak-anak di Kota Magelang jadi yatim/piatu.
Jumlah itu terbagi per kecamatan, Magelang Utara sebanyak 22 anak menjadi yatim/piatu. Kecamatan Magelang Tengah 26 anak dan Magelang Selatan 16 anak. Masing-masing anak yatim/piatu karena dampak Covid-19 sudah didata, termasuk nomor telepon pengasuh dan alamatnya secara lengkap. Nantinya, mereka akan mendapatkan bantuan.
"Kami akan mengusulkan ada tambahan anggaran untuk kebutuhan permakanan, kebutuhan tambahan pengasuhan pada balita, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan lain-lain bagi anak-anak yang terdampak Covid-19. Tetapi kami masih menunggu petunjuk dari pusat (Pemerintah Pusat)," ujarnya pada pekan ini.
Rencana lainnya, DP4KB Kota Magelang akan berkolaborasi dengan lembaga masyarakat, forum anak, dan pemangku kepentingan lainnya, untuk menginisiasi upaya pemulihan psikososial terpadu bagi anak-anak dengan orang tua meninggal karena Covid-19.
"Untuk pendampingan sudah kami rencanakan. Namun kita harus melihat situasi dan kondisi, karena saat ini belum boleh. Nanti kalau sudah diperbolehkan kita akan jalin kerja sama dengan forum lainnya, untuk trauma healing," ucapnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono, menuturkan, pemerintah akan membuat program dan bantuan bagi anak-anak yang menjadi yatim atau yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia terpapar Covid-19. Saat ini, Dinas Sosial dan DP4KB mulai melakukan pendataan terhadap anak-anak tersebut.
"Tetapi kita harus menunggu petunjuk dari pemerintah pusat. Nantinya program ini akan diwujudkan dalam bentuk apa. Misalnya bisa beasiswa, bantuan tunai, dan lainnya. Untuk sementara kita data dahulu saja," katanya.
Meski demikian, pihaknya memastikan bahwa pemerintah terus berupaya keras untuk mengatasi masalah sosial, seperti anak-anak yang bernasib demikian. Anak-anak yang menjadi yatim piatu itu turut menjadi tanggung jawab pemerintah.
"Semuanya pasti kita pikirkan. Kita tidak ingin anak-anak ini jadi putus sekolah, tidak produktif, dan gagal meraih cita-cita. Sebisa mungkin pemerintah akan membantu mereka, namun setelah petunjuk teknis dari pusat turun," tandasnya.