Indragiri Hulu, Gatra.com- Jika biasa tiap kali datang hujan, hati Nasri dan keluarganya pasti nelangsa. Pasalnya, jika dalam kondisi hujan, air dapat dipastikan masuk ke dalam rumah tak layak huni milik mereka. Rumah yang ambrol serta atap dan dinding yang dipenuhi lubang-lubang kecil menjadi faktor utama.
Tidak hanya berdindingkan kulit kayu didalam rumah 4 X 5 meter tersebut malangnya lagi harus menampung tiga Kepala Keluarga (KK) mulai dari Nasri dan istri hingga menantu dan cucu juga terpaksa tinggal di atap yang sama.
Kini Datuk Nasri panggilannya tak lagi merasa was-was meski jika nantinya hujan datang lagi, pasalnya rumah yang memprihatinkan itu kini menjadi atensi Kapolres Indragiri Hulu (Inhu), Riau, untuk di bedah menjadi rumah yang layak huni tentunya.
"Saya sangat berterima kasih kepada semua warga, tetangga dan pihak kepolisian dari jajaran Polres Inhu, khususnya kepada Pak Kapolres yang sudah sudi membantu merubah rumah saya ini menjadi rumah yang kiranya layak huni," ujar kakek 70 tahun itu kepada Gatra.com, Selasa (24/8).
Isak tangis di mata Nasir dan Keluarga kini menjadi gambaran betapa sebelumnya ia sangat membutuhkan uluran tangan untuk memperbaiki rumahnya. "Sudah 10 tahun lamanya rumah ini begini bentuknya, kalau musim hujan air pasti masuk. Sekarang saya sudah tenang kalau musim hujan, himpunan ekonomi menjadi faktor utama hingga mereka harus hidup didalam rumah yang tak layak huni itu," kata pria tua ini.
Sementara itu, Kapolres Inhu, AKBP Bachtiar Alponso menyampaikan, rumah yang berada di Desa Bongkal Malang, Kecamatan Kelayang tersebut merupakan program sosial dari Polisi untuk masyarakat yang memang membutuhkan uluran tangan.
"Ini program kita yang di motori setiap Bhabinkamtibmas di tingkat polsek untuk memonitoring warga yang memang sangat membutuhkan uluran tangan," ujar AKBP Bachtiar Alponso kepada Gatra.com.
"Apalagi kan memang selama masa pandemi ini harusnya rumah menjadi tempat paling nyaman agar kita dapat terhindar dari pandemi covid-19. Namun kenyataannya kita semua tahu masih ada rumah yang berdindingkan kulit kayu, miris, ini wajib rasanya kita berikan uluran tangan," ungkapnya.
Lebih lanjut putra kelahiran Tulung Agung itu menyebutkan, bedah rumah kali ini dirinya menargetkan akan rampung dalam dua pekan lamanya. Selain rumah yang akan di bangun peralatan rumah tangga juga menjadi tugas mereka untuk memberikan tempat tinggal yang layak. "Insyaallah dalam dua minggu setelah penetapan batu pertama akan siap kita rampungkan dan menjadi rumah yang layak huni," ujarnya.