Jakarta, Gatra.com - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, mengungkapkan bahwa dalam rangka menyongsong usia satu abad kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045 nanti, Indonesia harus menghadapi lawan berat, yaitu perubahan iklim.
“2050 is not sorga. 2045 juga tantangan. Ada climate risk yang sangat real yang bisa menghancurkan mimpi kita terhadap 2045,” ujar Dino saat menjadi pembicara kunci dalam webinar Net Zero Indonesia by 2050: Roadmap for Clean, Affordable, and Clean Energy pada Selasa, (24/8).
Dino memandang bahwa belakangan ini pembicaraan mengenai tahun 2045 sudah mulai menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Ia menilai hal tersebut sebagai suatu konsep yang indah.
Hanya saja, Dino mencatat satu kelemahannya. Menurutnya, Indonesia terlalu sering menepuk dada. Maksudnya, dalam pandangannya, Indonesia terlalu banyak menyombongkan diri, seperti diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar keempat dunia hingga Indonesia unggul di antara negara-negara kawasan.
“Fine, saya sangat setuju dengan itu, tapi kita akan melakukan disservice terhadap generasi anak kita kalau kita tidak memberikan climate risk analysis yang jelas akan bahaya [perubahan iklim] yang mencapai 4 degree Celsius warmer secara global,” keluh Dino.
Oleh karena itu, Dino berharap pemegang kebijakan dan masyarakat bisa saling bahu-membahu untuk melihat jauh ke depan dan menghadapi segala tantangannya.
“Kita harus bekerja bersama. Kita harus menunjukkan tanggung jawab untuk berpikir secara jernih, berpikir secara kritis, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk anak-anak kita di masa depan,” kata Dino dalam bahasa Inggris.