Purworejo, Gatra.com - Paguyuban masyarakat terdampak Bendungan Bener (Materbend) memiliki cara berbeda dalam merayakan HUT RI dan bulan Muharam. Warga yang telah memperoleh uang ganti rugi (UGR) tanah dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener itu, memilih berdoa bersama dengan anak yatim, piatu, dan yatim piatu di Balai Desa Bener, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sebanyak 75 anak kurang beruntung dari 7 desa terdampak Bendungan Bener menerima uang tunai sebanyak Rp200 ribu. Dana tersebut didapat dari iuran para anggota Masterbend yang berjumlah 1.000 orang lebih.
"Harapan kami, dengan kegiatan ini, anak-anak.kurang beruntung dari 7 desa terdampak Bendung Bener (Nglaris, Limbangan, Guntur, Kemiri, Bener, Kedungloteng) tetap memiliki semangat mencari ilmu dan menggapai cita-cita mereka," kata Pembina Masterbend, Muhammad Abdullah, Senin (23/8).
Selain itu, melalui doa bersama dengan anak yatim dan piatu itu, mereka juga berharap agar proses pembebasan tanah dan pembayaran UGRnya lancar dan segera selesai. "Jika dipersentasi, sekitar 43% dari total 4.600 bidang tanah terdampak belum menerima ganti rugi. Sementara target Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) selaku pemilik proyek akhir tahun ini selesai semua," jelas Dullah.
Ia menambahkan, saat ini masih ada 176 pemilik lahan yang berperkara di PN Purworejo, menunggu putusan yang rencana akan dibacakan tanggal 26 Agustus mendatang.
"Ada pula 300 bidang tanah yang sudah dimusyawarahkan belum terbayar akibat proses administrasi, ada juga yang menunggu ketersediaan uang di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)," sambung anggota DPRD Kabupaten Purworejo itu.
Senada dengan Abdullah, Eko Siswoyo, koordinator Masterbend menerangkan bahwa, kegiatan berbagi dan berdoa bersama anak-anak yatim, piatu dan yatim piatu ini agar proses pembangunan bendungan lancar. "Karena menurut keyakinan kami, doa anak yatim menjadi salah satu doa yang terijabah," kata Eko.
Sebagai informasi, PSN Bendungan Bener merupakan mega proyek senilai Rp3 triliun lebih, merupakan bendungan tertinggi nomor dua di Asia Tenggara. Bendungan itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan banjir, pasokan air dan menjadi destinasi wisata andalan.