Jakarta, Gatra.com– Pemengaruh (influencer) sekaligus penggagas gerakan sosial bernama Rumah Harapan Melanie, Melanie Subono, selalu berpegang teguh pada prinsip hidup yang ia genggam sejak lama: jangan mati sebelum berguna.
“Gua punya hashtag dari dulu, ‘Jangan mati sebelum berguna’. Itu dari dulu gua pake, ya. Kita nggak tau matinya kapan. Sudahkah kita berguna? Jadi itu memang ditanemkan di kepala gua dari kecil, sih, ya,” ujar Melanie dalam sebuah webinar yang digelar pada Senin, (23/8/2021).
“Selain menggunakan medsos untuk bermusik atau apa, you know what, gue sadar, gue powerful. Engagement gua sangat tinggi. Emang bener. Maaf-maaf, ya, kadang-kadang [saya bilang], ‘Ayo gerak!’ Tiba-tiba besok ribuan orang demo dapet dari medsos gue,” imbuh Melanie.
Melanie menyadari betul bahwa eksistensinya di media sosial berdampak besar bagi masyarakat sipil Indonesia. Ia menyadari betul bahwa musiknya, unggahan-unggahan di media sosialnya, serta tulisan-tulisannya jadi mesin penggerak bagi warga lainnya untuk berbagi kepada sesama. “I am that powerful! Kenapa nggak digunain? I can move people dan itu terbukti,” ujar Melanie.
Rumah Harapan Melanie, gerakan sosial yang digagasnya itu, kini telah berjalan selama 14 tahun. Selama itu pula gerakannya tersebut telah berhasil meringankan beban hidup orang yang membutuhkan bantuan, tak terkecuali selama pandemi Covid-19.
Rumah Harapan Melanie tak mengharapkan donatur untuk menyumbangkan uang dalam jumlah besar. Menurut Melanie, gerakan yang dipeloporinya tersebut digerakkan dari niat terkecil, seperti dari donasi uang senilai Rp3.000 saja. Menurutnya, uang sekecil itu pun sangat berdampak besar bagi rakyat yang betul-betul terhimpit keadaan sulit. “Setiap pagi saya pakai kata itu di medos. Duit receh, duit lecek. Itu yang namanya bener-bener kolektif. Rakyat bantu rakyat. Rakyat memeluk rakyat,” tutup Melanie.