Karanganyar, Gatra.com - Uji coba operasional destinasi wisata di wilayah Karanganyar disambut penyekatan kendaraan oleh Satlantas Polres Karanganyar. Ratusan kendaraan diputar balik.
Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Sarwoko mengatakan penyekatan rutin dilakukan di akhir pekan, khususnya di rute menuju Tawangmangu. Selain untuk menghalau kerumunan juga mengantisipasi konvoi sepeda motor knalpot brong. Ia menceritakan pada akhir pekan lalu, penyekatannya berbarengan uji coba operasional destinasi wisata di lereng Lawu.
"Kami tidak bertujuan menghalangi usaha wisata yang baru buka. Namun tujuannya menekan pelanggaran lalu lintas oleh pemotor berknalpot brong dan yang berkepentingan di luar esensial dan kritikal," katanya kepada Gatra.com, Senin (23/8).
Tetap diperkenankan melintas untuk warga setempat, kendaraan esensial dan kritikal, emergency serta pengunjung wisata yang telah melakukan booking tempat wisata. Selain itu pengguna jalan dapat menggunakan jalur alternatif di Matesih menuju Tawangmangu.
"Penyekatan hanya di persimpangan Somokadu. Itu pun mulai jam 09.00 WIB-15.00 WIB. Hanya di akhir pekan. Untuk mengantisipasi kerumunan akibat rombongan besar masuk. Biasanya ramai selama akhir pekan," katanya.
Sebagaimana diberitakan, pengelola usaha wisata milik swasta di lereng Lawu dipersilakan menguji coba operasionalnya. Meski demikian, banyak pengusaha mengaku kunjungan masih sepi. Grojogan Sewu yang menjadi primadona obyek wisata alam di Tawangmangu juga masih tutup.
Bupati Karanganyar Juliyatmono meminta pengelola tempat wisata agar memahami aturan Mendagri terkait operasional tempat wisata di era Covid-19.
"Tinggal pengelola pintar-pintar memanfaatkan situasi agar ekonomi bergerak. Asalkan berkomitmen dengan prokes dan bertanggung jawab," katanya.
Mengenai penyekatan oleh Kepolisian di pintu masuk kawasan wisata, Juliyatmono mengatakan hal itu demi menekan keramaian. Terutama mengantisipasi kerumunan di berbagai titik sepanjang jalur menuju Magetan, Jawa Timur.
"Sebenarnya kalau masuk ke tempat wisata malah meminimalisasi risiko. Sebab di tempat wisata penerapan prokes ketat. Tidak malah di jalanan yang tanpa pengawasan. Oleh sebab itu penyekatan diperlukan," katanya.