Jakarta, Gatra.com – Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar acara Haul Ke-12 Gus Dur (Tahun Hijriyah) pada Minggu, 22 Agustus 2021. Acara ini digelar secara virtual, melibatkan kalangan Nahdlatul Ulama dan PKB dari seluruh Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Republik Indonesia, Mahfud MD, yang juga merupakan seorang tokoh PKB, mengenang Gus Dur sebagai tokoh nasional yang menjunjung tinggi persatuan dan toleransi. Menurut Mahfud, meski Gus Dur telah meninggal bertahun-tahun lalu, pemikiran dan gagasannya masih bercokol di kepala orang banyak.
"Kalau ada apa-apa, misalnya ada perpecahan, orang akan selalu mengingat konsep Gus Dur tentang hidup bernegara, toleransi, kosmopolitanisme, inklusivisme, dan sebagainya," kata Mahfud dalam kata sambutannya.
Dengan demikian, Mahfud melanjutkan, ide-ide Gus Dur akan terus hidup, meski jasadnya telah meninggal. Sosok Gus Dur, sebagai tokoh besar yang berbangsa dan bernegara di negara yang plural seperti Indonesia, telah menginspirasi generasi penerusnya. "Seperti Nabi Muhammad, sudah mati, tetapi siang dan malam orang mengingatnya," ucap Mahfud.
Mahfud juga sedikit memberikan pandangannya terkait peristiwa-peristiwa di masa silam. Ketika Gus Dur mengemban amanat sebagai presiden Republik Indonesia pada tahun 1999, misalnya, Mahfud mengatakan bahwa hal itu menjadi bukti bahwa orang Indonesia menolak ekstremisme agama, sekaligus juga menolak sekularisme.
Mahfud sepenuhnya setuju dengan gagasan Gus Dur yang pernah berkata bahwa Indonesia bukanlah negara Islam, tetapi Indonesia harus hidup secara islami.
"Beda antara negara Islam dengan sifat Islam. Islam itu sifat, sifat mutu: beradab, jujur, tertib dalam bernegara, dan bersaudara dengan orang lain," ucap Mahfud.