Jakarta, Gatra.com – Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, memandang aneh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo karena paling giat memperjuangkan amendemen terbatas UUD 1945. Apalagi, sikap Bamsoet tersebut berbeda dengan partainya.
"Sudah jelas bahwa yang sampai sekarang itu paling ngotot memperjuangkan amandemen ini kelihatannya memang Ketua MPR. Tetapi juga menjadi aneh ketika kemudian perjuangan dari Ketua MPR ini belakangan justru tidak selaras dari sikap Partai Golkar yang menjadi partai asal Ketua MPR," kata Lucius, Minggu (22/8).
Terlebih, rencana amendemen UUD 1945 menghadirkan polemik lain, seperti penambahan masa jabat presiden dan memperpanjang masa bakti presiden. Apalagi beberapa waktu lalu sempat muncul rumor adanya pengunduran jadwal pemilu menjadi tahun 2027.
"Perubahan sikap ini saya kira bukan hal baru di DPR atau di MPR. Saya kira apa yang sering terjadi di DPR itu juga akan menjadi pemandangan yang mungkin akan kita saksikan dalam proses pembuatan kesepakatan untuk amendemen ini," ucapnya.
Oleh sebab itu, Lucius Karus menilai amandemen UUD tidak penting di saat seperti ini. Sebab, Lucius menilai tidak ada konsep terbatas dalam amendemen UUD 1945.
"Tidak ada konsep terbatas ini dalam ketentuan untuk melakukan perubahan terkait Undang-Undang maupun Undang-Undang Dasar," kata Lucius.