Kiev, Gatra.com - Ukraina melihat proyek pipa ‘Nord Stream 2’ yang akan segera selesai yang membawa gas Rusia ke Eropa, sebagai “senjata geopolitik yang berbahaya”, kata Presiden Volodymyr Zelensky, Minggu (22/8).
“Kami melihat proyek ini secara eksklusif melalui prisma keamanan dan menganggapnya sebagai senjata geopolitik berbahaya Kremlin,” kata Zelensky, saat konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, di Kiev.
Merkel menyerukan kesepakatan untuk memperpanjang transit gas melalui Ukraina.
“Gas tidak boleh digunakan sebagai senjata geopolitik,” katanya dikutip AFP, Minggu (22/8).
"Kami setuju dengan Amerika bahwa gas tidak boleh digunakan sebagai senjata geopolitik, dan akan turun jika ada perpanjangan kontrak transit melalui Ukraina," kata Merkel, merujuk pada berakhirnya perjanjian Moskow dengan Kiev pada 2024.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap satu kapal Rusia dan dua orang Rusia, yang terlibat dalam proyek pipa gas Nord Stream 2.
Langkah itu dilakukan ketika Presiden AS Joe Biden secara terpisah mengeluarkan perintah eksekutif pada hari Jumat, yang memungkinkan sanksi untuk diterapkan sehubungan dengan pipa ekspor energi Rusia tertentu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa proyek pipa senilai US$11 miliar, itu akan menggandakan kapasitas Nord Stream untuk mengirimkan gas alam Arktik Rusia ke Jerman, dan kini hampir selesai dengan sisa hanya 15 km pembangunannya.
Dikutip reuters, Presiden AS telah menentang proyek pipa, seperti dua presiden AS sebelumnya, karena itu akan mengganggu Ukraina, yang kemungkinan merampasnya dari biaya transit gas yang menguntungkan dan berpotensi merusak perjuangannya melawan agresi Rusia.
Namun pada bulan Mei, Departemen Luar Negeri AS menerapkan sanksi lain terhadap Nord Stream 2 AG, perusahaan di balik proyek tersebut, dan kepala eksekutifnya, Matthias Warning, yang dikenal merupakan sekutu Putin.