Banjarnegara, Gatra.com– Puluhan keluarga di desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah memanfaatkan gas rawa atau biogenic shallow gas untuk keperluan memasak.
Pemanfaatan gas rawa ini membuat mereka tak lagi tergantung kepada pasokan gas elpiji. Gas rawa juga membuat warga tak lagi perlu repot-repot mencari atau membeli kayu bakar.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan pemanfaatan gas rawa ini bertujuan untuk membangun desa mandiri energi. Dia berharap dengan sumber energi ini bisa memberi manfaat bagi warga.
Ganjar mengaku senang dan bangga melihat Desa Pegundungan menunjukan kemandirian melalui pemanfaatan gas rawa. Dia menilai hal tersebut menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk menjadi desa mandiri energi.
“Di dalam tanah yang kita injak ini ternyata ada energi yang bisa kita manfaatkan. Di sini spirit desa mandiri energi bisa diwujudkan dan akan menginspirasi desa lainnya,” kata Ganjar saat meresmikan dan meninjau separator Biogenic Shallow Gas di Desa Pegundungan, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (21/8).
Ganjar berharap semakin banyak tempat atau daerah yang meniru model pemanfaatan gas rawa tersebut. Menurutnya, di setiap daerah pasti ada sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Dengan begitu, masyarakat akan semakin mandiri energi. “Sumber daya terdekat pasti ada.Jika tidak ada gas rawa bisa menggunakan tenaga matahari atau bahkan angin sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Sementara, Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena telah membantu membuatkan separator Biogenic Shallow Gas melalui Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah. “Semoga nanti tidak hanya di Pegundungan saja, tetapi di tempat lain juga akan muncul desa-desa yang bisa memanfaatkan sumber daya atau energi seperti ini,” ucap Wabup
Kepala Desa Pegundungan, Murti menyampaikan saat ini baru 25 KK (Kepala Keluarga) warga Pegundungan yang memanfaatkan gas rawa. Ditargetkan akan ada 163 KK bisa menggunakannya. “Saat ini memang baru 25 KK, tapi nantinya target kami bisa 163 KK berarti masih kurang 138 KK lagi,” katanya.