Jakarta, Gatra.com- Tidak banyak orang yang paham tentang osteosarkoma. Ini adalah kanker tulang primer yang paling banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja.
Ada beberapa jenis kanker primer pada tulang. Namun angka kejadian osteosarkoma mencapai 75% dari seluruh kasus kanker tulang.
Dokter spesialis bedah onkologi dan staf pengajar di FKUI/RSCM, Prof. Dr. dr. Achmad Fauzi Kamal SpOT (K) mengatakan, kemungkinan ada lebih banyak anak yang mengalami ostesarkoma. Hanya saja mereka tidak berobat ke dokter.
Salah satu pemicunya, osteosarkoma kebanyakan terjadi di sekitar lutut, dengan gejala utama bengkak dan nyeri. “Di Indonesia, masih banyak orang tua lebih memilih datang ke tukang pijat dan atau tukang urut jika mengalami sakit tulang," kata Prof Fauzi dalam webinar tentang penanganan kanker pada anak di era pandemi Covid-19 yang diadakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia Sabtu (21/8).
Dibandingkan jenis kanker lain pada anak, kejadian osteosarkoma memang relatif rendah namun kanker ini sangat progresif dan angka kematiannya cukup tinggi. Menurut WHO, prevalensiya sekitar 4-5 orang per 1 juta penduduk.
Puncak insiden osteosarkoma adalah di usia 10-20 tahun (mencapai 70%). Di RSCM, data tahun 1995-2007 ada 219 kasus, atau 16 kasus per tahun, dan sejak 2014 sampai sekarang ditemukan 19 kasus/tahun.
Yang harus dipahami, jika memang terkena osteosarkoma pijat harus dihindari. "Jika itu osteosarkoma, pijat dan urut justru akan membuat sel kanker semakin progresif dan tumor semakin cepat dan menyebar,” jelas Prof Fauzi.
Mengenali gejalanya sejak dini dan segera membawanya ke dokter akan sangat menentukan hasil akhir dari perjalanan kanker ini. Osteosrakoma, tambah Prof. Fauzi, ibarat berkejaran dengan waktu.
“Hitungannya hanya minggu hingga beberapa bulan. Kanker ini sangat cepat membesar, sehingga orang tua harus segera membawa ke dokter begitu timbul gejala awal. Akan lebih baik jika langsung dibawa ke rumah sakit dengan fasilitas lengkap yang bisa menangani kanker tulang.
Osteosarkoma paling sering ditemukan di tulang sekitar lutut, baik di ujung tulang paha atau pangkal tulang kering. Gejalanya utamanya adalah sebagai berikut dimana nyeri (88%) yang sangat progresif. Awalnya masih respon dengan obat antinyeri, namun lama-lama tidak respon lagi.
Gejala lainnya adalah bengkak (49%) dan bisa sangat besar hingga kulit menipis. Bahkan kadang disertai patah tulang, hingga penurunan berat badan yang drastis dan pasien tidak bisa berjalan
“Jika gejala itu dialami anak di usia pertumbuhan 10-20 tahun, orang tua harus curiga dan membawa ke dokter karena hampir pasti itu keganasan pada tulang. Mengapa hampir pasti? Karena kalau tumor jinak biasanya tidak sakit,” jelas Prof. dr. Fauzi.
Menurut dr. Fauzi, dari gambaran fisik saja, umumnya dokter bisa menyimpulkan diagnosis osteosrakoma. Namun diagnosis tetap harus dikuatkan dengan pemeriksaan X-Ray, dan jika perlu CT Scan dan biopsi. Terkadang, dari hasil CT Scan, sekitar 45% osteosrakoma ditemukan di tulang lain.