Kuala Lumpiur, Gatra.com - Ismail Sabri Yaakob resmi dilantik sebagai perdana menteri Malaysia pada Sabtu (21/8). Pelantikan ini sekaligus mengakhiri kemelut politik hampir satu minggu belakangan ini di Putrajaya, Malaysia.
Politisi berusia 61 tahun dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) itu diambil sumpah jabatan di hadapan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di istana nasional.
Upacara diadakan sehari setelah pengangkatan itu diumumkan oleh raja, menyusul pertemuan khusus Konferensi Penguasa.
“Pemerintah harus segera melanjutkan upaya untuk memerangi COVID-19,” kata raja.
Ismail Sabri selama ini merupakan wakil perdana menteri dan menteri pertahanan di pemerintahan Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin, yang mengundurkan diri pada Senin karena kehilangan dukungan mayoritas di Majelis Rendah.
Sejumlah anggota parlemen UMNO, yang dipimpin oleh presiden partai Ahmad Zahid Hamidi, sebelumnya telah mencabut dukungan mereka untuk Muhyiddin. Pemerintahan PN baru terbentuk sekitar 18 bulan lalu pada Maret 2020, setelah perebutan kekuasaan yang menyebabkan pemerintahan Pakatan Harapan runtuh.
Pada hari Selasa, 220 anggota parlemen Malaysia diminta untuk menyerahkan pernyataan resmi, yang menyatakan calon perdana menteri pilihan mereka ke istana.
Sebanyak 114 anggota parlemen memilih Ismail Sabri, dan memberinya suara mayoritas.
Ia didukung oleh 50 anggota parlemen dari PN dan 41 anggota parlemen dari Barisan Nasional. Selain itu, 18 anggota parlemen dari Gabungan Partai Sarawak, satu dari Partai Bersatu Sabah dan empat anggota parlemen independen juga mendukung Ismail Sabri.
Politisi UMNO lain yang dikatakan akan dicalonkan oleh partai sebagai calon perdana menteri adalah anggota parlemen veteran Tengku Razaleigh Hamzah. Namun, dia abstain mendukung Ismail Sabri.
Kandidat oposisi untuk perdana menteri, Anwar Ibrahim, didukung oleh 105 anggota parlemen. Dia telah meminta para pendukungnya untuk menerima penunjukan Ismail Sabri.
Dalam audiensi dengan para pemimpin partai politik besar pada hari Rabu, raja telah memutuskan bahwa semua harus bekerja dalam satu tim.
Perdana menteri yang baru juga harus mencari penyelesaian persoalan di parlemen sesegera mungkin. Raja juga mengingatkan bahwa pemilihan umum bukanlah pilihan terbaik saat ini.