Dublin, Irlandia, Gatra.com- Bukti baru menunjukkan bahwa pasien dengan sindrom Long COVID terus memiliki kadar pembekuan darah yang lebih tinggi, yang dapat membantu menjelaskan gejala persisten mereka, seperti penurunan kebugaran fisik dan kelelahan. Demikian studi yang dipimpin oleh para peneliti dari RCSI University of Medicine and Health Sciences ini diterbitkan dalam Journal of Thrombosis and Haemostasis. Sciencedaily, 16/08.
Penelitian sebelumnya oleh kelompok yang sama mempelajari pembekuan berbahaya yang diamati pada pasien dengan COVID-19 akut. Namun, jauh lebih sedikit yang diketahui tentang sindrom Long COVID, di mana gejalanya dapat berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah infeksi awal sembuh dan diperkirakan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Para peneliti memeriksa 50 pasien dengan gejala sindrom Long COVID untuk lebih memahami jika pembekuan darah abnormal terlibat. Mereka menemukan bahwa penanda pembekuan meningkat secara signifikan dalam darah pasien dengan sindrom Long COVID dibandingkan dengan kontrol yang sehat. Penanda pembekuan ini lebih tinggi pada pasien yang memerlukan rawat inap dengan infeksi COVID-19 awal mereka. Mereka juga menemukan bahwa bahkan pasien yang mampu mengelola penyakit di rumah (isoman) masih memiliki penanda pembekuan yang terus-menerus tinggi.
Para peneliti mengamati bahwa pembekuan yang lebih tinggi secara langsung terkait dengan gejala lain dari sindrom Long COVID, seperti penurunan kebugaran fisik dan kelelahan. Meskipun penanda peradangan semuanya telah kembali ke tingkat normal, peningkatan potensi pembekuan ini masih ada pada pasien Long COVID.
"Karena penanda pembekuan meningkat sementara penanda peradangan telah kembali normal, hasil kami menunjukkan bahwa sistem pembekuan mungkin terlibat dalam akar penyebab sindrom Long COVID," kata Dr Helen Fogarty, penulis utama studi tersebut, ICAT Fellow dan mahasiswa PhD di Pusat Biologi Vaskular Irlandia di Sekolah Farmasi dan Ilmu Biomolekuler RCSI.
Pekerjaan ini didanai oleh Program Welcome Trust, Health Research Board (HRB) Irish Clinical Academic Training (ICAT) serta Studi Vaskulopati COVID-19 Irlandia (ICVS) yang didanai oleh HRB. Pekerjaan ini juga didukung oleh hibah filantropi dari 3M Foundation ke RCSI University of Medicine and Health Sciences dalam mendukung penelitian COVID-19.
"Memahami akar penyebab penyakit adalah langkah pertama menuju pengembangan pengobatan yang efektif," kata Profesor James O'Donnell, Direktur Pusat Biologi Vaskular Irlandia, RCSI dan Konsultan Hematologi di Pusat Koagulasi Nasional di Rumah Sakit St James, Dublin.
"Jutaan orang sudah menghadapi gejala sindrom Long COVID, dan lebih banyak orang akan mengembangkan Long COVID karena infeksi yang tidak divaksinasi. Sangat penting bagi kami untuk terus mempelajari kondisi ini dan mengembangkan perawatan yang efektif."
Jadi vaksinasi bisa menjadi langkah awal untuk mencegah sindrom beku darah Long Covid.