Jakarta, Gatra.com – Pencatatan dan pelaporan vaksinasi Covid-19 menggunakan sistem bio tracking atau Sistem Monitoring Imunisasi Logistik Elektronik (SMILE). Aplikasi ini menunjukkan nomor batch vaksin, tanggal kedaluwarsa vaksin yang diterima, jumlah vaksin yang digunakan, hingga jumlah vaksin yang rusak dan kedaluwarsa.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, aplikasi Smile ini merupakan pengembangan dari dashboard vaksinasi Kemenkes, https://vaksin.kemkes.go.id.
"Pencatatan yang dilakukan SMILE akan dilaporkan kembali secara real time ke sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19," kata Nadia dalam konferensi pers virtual pada Kamis (20/8).
Mempertegas pernyataan Nadia, Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji, mengatakan bahwa informasi yang di-update sehari sekali setiap pukul 17.00. Masyarakat bisa melihat cakupan vaksinasi dan stok vaksin di level kabupaten/kota.
Cakupan vaksinasi itu divisualisasikan melalui peta dan ada indikator untuk mengetahui secara cepat ketersediaan vaksin selama kurang dari tujuh hari, kemudian 7-10 hari, selanjutnya 10-14 hari, hingga lebih dari 14 hari. Data ini memang didesain untuk melihat distribusi dan pemakaian vaksin.
"Dengan ada informasi ini bisa menjadi alat perencanaan dan kemudian alat monitoring oleh publik terkait ketersediaan vaksin," kata Setiaji dalam konferensi pers yang sama.
Setiaji menambahkan, akses vaksinasi itu bersifat publik. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu log in atau membuat akun khusus untuk melihat data-datanya. Dia menyampaikan, satu disclaimer yang tercantum dalam sistem itu bahwa data tersebut bersifat dinamis.
"Data ini tergantung dari input fasilitas kesehatan, ketersediaan atau stok yang ada di masing-masing kabupaten/kota," Setiaji mengungkapkan.
Seperti diungkap Nadia, data SMILE sebenarnya pengembangan dari dashboard Kemenkes. Setiaji menyebut, baik data dari SMILE dan dashboard nanti digabungkan dengan data Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) atau Satu Data Indonesia.
Lebih lanjut, Setiaji mengatakan, secara prinsip target vaksinasi sudah diamankan untuk mencapai 208 juta jiwa. Jumlah itu naik dari sebelumnya, yakni 181 juta jiwa, setelah pemerintah turut memasukkan anak-anak dan ibu hamil dalam program vaksinasi.
"Kami memastikan bahwa sasaran tersebut bisa tercapai dengan penyediaan vaksin dari berbagai sumber," ungkap dia.