Jakarta, Gatra.com – Economic Justice Program Manager Oxfam Indonesia, Tatat Sukarsa, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab pasokan vaksin minim di Indonesia adalah alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk membeli vaksin masih terlalu sedikit.
“Di Indonesia sendiri untuk pasokan vaksin memang ada masalah. Jumlah yang dibeli itu masih kurang. Itu juga tercermin dari anggaran dari program Pemulihan Ekonomi nasional (PEN) yang dialokasikan untuk vaksin itu memang boleh dibilang masih kecil, ya,” ujar Tatat dalam sebuah webinar yang digelar Kamis, (19/8/2021).
“Belum lagi ditambah dengan birokrasi vaksin di Indonesia yang masih sangat complicated,” imbuh Tatat.
Seperti diketahui, pada Februari lalu, Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa anggaran tambahan untuk sektor kesehatan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Total anggarannya adalah sejumlah Rp699,43 triliun. Sementara di alokasi sebelumnya adalah senilai Rp695,2 triliun. Walau begitu, anggaran untuk vaksinasi hanya hampir mencapai Rp70 triliun saja.
Selain itu, Tatat menambahkan, hal lain yang berandil besar dalam sulitnya pemerataan vaksinasi di Indonesia adalah minimnya dukungan dari rantai distribusi vaksin.
“Itu juga yang cukup mempengaruhi. Bagaimana misalnya untuk transportasi, untuk distribusi vaksin, ini kan diperlukan alat pendingin untuk distribusi vaksin, terutama ini utnuk menjangakau daerah-daerah di luar Pulau Jawa yang lebih terpencil,” ujar Tatat.