Home Kesehatan PP PERKINA Uraikan Efek Beser dan Ngompol

PP PERKINA Uraikan Efek Beser dan Ngompol

Jakarta, Gatra.com – Pengurus Pusat (PP) Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA) 2021–2024, Siti Setiati, mengatakan, beser dan mengompol jangan dianggap sebagai masalah yang biasa-biasa saja. Karena keduanya memiliki banyak efek yang ditimbulkan. 

Hal ini disampaikannya dalam virtual media education bertajuk "Beser dan Ngompol pada Kelompok Lansia dan Laki-laki, Normalkah?", yang diselenggarakan pada Kamis (19/8).

Siti mengatakan, efek pertama dari beser dan ngompol itu adalah tidur malam akan terganggu. Hal ini sering terjadi dan sebagian pasiennya komplain tentang hal ini, seperti jika malam hari mereka harus bolak-balik ke kamar mandi.

"Jadi, tidurnya tidak nyenyak gitu ya. Tidur tidak nyenyak, jadi kurang tidur, pagi-pagi berasa lunglai karena kurang tidur malamnya. Dan kalau kita bicara orang tua, biasanya teman pendampingnya, pengasuhnya atau care giver-nya jadi ikut-ikutan enggak tidur gitu ya, mondar-mandir," tuturnya.

Kemudian, Siti mengatakan, efek beser serta ngompol yaitu sulit beraktivitas, bepergian dan harus harus dekat dengan toilet. "Mau bepergian selalu mesti cari-cari di mana nih jamban, di mana nih toilet gitu ya. Karena takut kalau pergi kemudian dia harus apa, ingin berkemih, kalau enggak ada toilet bingung nanti ngompol gitu kan. Jadi ini juga menjadi masalah ya yang sering dialami," terangnya.

Siti mengatakan, efek beser dan ngompol juga akan menimbulkan rasa malu, stres dan depresi. Misalnya malu karena merasa tidak suci, mau ibadah juga merasa harus bolak-balik kamar mandi serta merasa tidak bersih ketika hendak melakukan ibadah.

"Bahkan sebagian ada yang sampai depresi, bingung mereka, gimana nih saya kok harus mondar-mandir. Ya kadang-kadang solusinya pake aja itu apa, diappers, pake apa namanya, pembalut. Tetapi itu kan juga tetap saja rasa basah, rasa lembab di bagian bawah ya," sambungnya.

Sedihnya, lanjut Siti, efek dari beser dan mengompol itu dapat seringkali membahayakan manusia. Yakni bisa berisiko jatuh sampai patah tulang. Contohnya, ketika mereka mondar-mandir ke kamar mandi, urinenya berceceran dan akhirnya mereka jatuh terpeleset hingga patah tulang.

"Ini kejadian betul-betul terjadi ya, pasien saya yang ketika sudah mau pulang dari rumah sakit ternyata malam hari dia mondar-mandir ke kamar mandi, terpeleset. Justru akhirnya jatuh dan patah, akhirnya enggak pulang-pulang ya karena harus menjalani operasi untuk patah tulang. Jadi itu, itu juga sering terjadi," ungkapnya.

Ketua Pengurus Besar (PB) Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) ini pun mengatakan, efek lainnya dari beser dan ngompol adalah dapat menimbulkan luka lecet serta ruam pada bokong dan sekitarnya. Misalnya mereka memakai pembalut untuk mencari jalan keluarnya, akan tetapi malah timbul lembap di daerah belakang, lecet, dan menyebabkan luka yang terkadang dalam.

"Itu juga adalah akibat daripada beser dan ngompol tadi," ujarnya.

Siti mengungkapkan, semua efek itu akan menurunkan kualitas hidup seseorang. "Nah, itu hal-hal yang saya kira menjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien lansia kami, kebetulan saya memang ngurusin pasien-pasien lansia ya," jelas Divisi Geriatri, Kelompok Staf Medis (KSM) Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI).

240