Jakarta, Gatra.com - Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling populer di Indonesia. Sayangnya, prestasi cabang olahraga ini masih sangat jauh dari harapan. Dalam peringkat FIFA, pada bulan ini, Indonesia masih berada di urutan 174.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Budi Arie Setiadi dalam diskusi webinar secara virtual pada Kamis (19/8).
Menurutnya, prestasi olahraga sepak bola bisa didorong dengan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai di desa-desa.
"Dalam catatan kami, hampir seluruh pemain sepakbola itu berasal dari desa," katanya.
Pembangunan sarana olahraga desa, seperti lapangan sepak bola bisa menggunakan anggaran dana desa. Bahkan, pembangunan sarana olahraga desa ini sempat menjadi program prioritas Kemendes PDTT pada tahun 2015-2019.
Selain itu, lanjutnya, pembangunan lapangan sepak bola juga bisa menciptakan aktivitas ekonomi desa. Lantaran, lapangan sepak bola juga merupakan salah satu ruang publik masyarakat desa.
"Selain itu bisa menjadi ruang yang positif bagi generasi muda dalam menyalurkan energinya pada aktivitas positif. Sehingga tidak terjebak pada narkoba, tawuran, dan radikalisme," jelasnya.
Budi menyebut pembangunan lapangan sepak bola juga bisa menjadi peluang bisnis bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Misalnya, BUMDes bisa mengelola dan menyewakan lapangan, menjual perlengkapan olahraga, mengadakan festival olahraga, hingga mendirikan unit usaha baru di sekitar lokasi lapangan.
"Pembangunan lapangan sepak bola di desa ini bisa menjadi suatu peluang yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Karena kecintaan masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepakbola sangat besar," tegasnya.
Budi menambahkan, setelah tersedia lapangan yang memadai, BUMDes juga bisa mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB). Sehingga, akan menstimulasi munculnya bibit-bibit pemain sepak bola berbakat.
"Jadi kita harapkan, bibit-bibit itu bisa ditemukan dari munculnya sarana olahraga, khususnya lapangan sepak bola di desa," ujarnya.