Jakarta, Gatra.com – Djarum Foundation memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Eng Hian, pelatih ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan asistennya, Chafidz Yusuf, berupa hadiah senilai Rp290 juta.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, dalam acara Penghargaan Alumni PB Djarum-Pelatih Ganda Putri Juara Olimpiade Tokyo 2020 secara virtual pada Kamis (19/8), mengatakan, ini merupakan apresiasi atas kerja keras mereka mengantarkan anak asuhnya meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020 dan mengharumkan nama bangsa.
Eng Hian yang menduduki posisi Kepala Pelatih Ganda Putri Pelatnas Utama PBSI dan Chafidz Yusuf sebagai Asisten Pelatih Ganda Putri Pelatnas Utama PBSI, keduanya merupakan alumni PB Djarum sehingga klub memberikan apresiasi khusus.
“Keberhasilan sektor ganda putri Indonesia meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 tentu tidak lepas dari peran Eng Hian dan Chafidz Yusuf sebagai pelatih," katanya.
Pria yang juga menjabat Ketua PB Djarum ini mengungkapkan, kiprah PB Djarum tidak terbatas hanya pada pembibitan atlet bulu tangkis, tetapi juga terhadap para alumninya yang kemudian berkarier sebagai pelatih. Para alumni PB Djarum tesebar bukan hanya berkiprah di dalam negeri, tetapi juga di mancanegera.
Menurutnya, ada sejumlah nama yang berhasil mengorbitkan sejumlah pebulu tangkis di beberapa negara, di antaranya Muammar Khadafi pelatih Kevin Cordon dari Guatemala yang berasil memoles atletnya hingga tampil fenomenal hingga semifinal Olimpiade Tokyo 2020.
Selanjutnya, Victo Wibowo jebolan PB Djarum yang melatih di Taiwan dan menemukan pasangan Lee Yang/Wang Chi Lin hingga akhirnya meraih medali emas olimpiade, serta Hendrawan, mantan pemain PB Djarum yang melatih sektor tunggal putra Malaysia.
Yoppy mengungkapkan, pihaknya bangga dan bersyukur karena banyak pemain jebolan PB Djarum yang sukses meniti karier sebagai pelatih baik di dalam dan di luar negeri. Kiprah mereka ini berkontribusi pada kemajuan bulu tangkis dunia dan mengharumkan nama bangsa.
Ia mengungkapkan, PB Djarum memberikan penghargaan khusus kepada Eng Hian dan Chafidz Yusuf, karena mereka sukses mengantarkan anak didiknya meraih prestasi bagi nama besar bulu tangkis Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
"Pemberian penghargaan bagi keduanya ini adalah wujud syukur dan komitmen PB Djarum terhadap para pemain maupun alumninya yang menjadi pelatih dan mengantarkan bulu tangkis Indonesia meraih kejayaan tingkat dunia,” ujar Yoppy.
Adapun perjalanan karier Eng Hian di dunia bulu tangkis dimulai pada tahun 1988 saat bergabung dengan PB Djarum. Sejumlah prestasi membanggakan ia torehkan semasa berkarier sebagai pemain di sektor ganda putra, salah satu yang paling mencolok adalah meraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 bersama Flandy Limpele.
Usai gantung raket, Eng Hian kemudian memulai karier pelatihnya di PB Djarum pada tahun 2006. Sempat menjadi Kepala Pelatih Singapore Badminton Association pada 2007, kemudian pada 2014, Eng Hian resmi ditunjuk sebagai Kepala Pelatih Ganda Putri Pelatnas Utama PBSI hingga saat ini.
Sama seperti ketika masih bermain, pria kelahiran Surakarta ini juga bertabur gelar saat duduk di bangku pelatih. Sejumlah atlet ia antarkan meraih trofi dan medali kejuaraan bergengsi. Selain raihan Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, beberapa lainnya seperti Medali Emas Asian Games 2014, Medali Perunggu Kejuaraan Dunia (2015, 2018, dan 2019), Juara Korea Open Super Series 2015, Juara Singapore Open Super Series 2016, Medali Perunggu Asian Games 2018, Medali Emas SEA Games 2019, dan lain-lain.
"Meraih gelar di ajang sebesar olimpiade memang bukan hal mudah. Ini adalah tugas sekaligus tantangan bagi para pelatih agar semakin gigih dan ulet dalam memoles para atlet Indonesia," kata Eng Hian.
Menurutnya, apresiasi dari Djarum Foundation ini merupakan lecutan bagi pihaknya agar semakin baik mempersiapkan bibit unggul di dunia bulu tangkis. Eng Hian banyak belajar dari para pelatih semasa menjadi atlet di PB Djarum, mereka selalu menanamkan mentalitas dan daya juang yang tinggi dalam setiap penampilan.
Sementara itu, Chafidz Yusuf yang juga awalnya berkarier sebagai pebulu tangkis di PB Djarum sejak 1979, mengungkapkan, peran pelatih bukan hanya meracik strategi permainan anak asuhnya. Pelatih juga harus membantu menjaga mental atlet saat bertanding.
Menurutnya, mental yang kuat akan membentuk tekad yang kuat pula dalam menghadapi situasi sulit di lapangan. Mentalitas Greysia dan Apriyani inilah kemudian membawa mereka meraih medali emas dan mengibarkan Sang Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020.
“Tentu saja ada rasa syukur dan bangga tak terkira bahwa anak asuh saya berhasil meraih prestasi di ajang Olimpiade. Impian terbesar saya sebagai pelatih tentu adalah membantu mereka dalam meraih medali yang mampu mengharumkan nama bangsa di pentas dunia," kataya.
Soal apresiasi dan penghargaan yang diberikan PB Djarum, Chafidz Yusuf menyampaikan ucapan terima kasih dan bersyukur karena masih terus menjadi bagian dari keluarga besar klub yang membesarkannya berkarier di olahraga bulu tangkis.
Pria kelahiran Solo 6 Desember 1963 ini memulai karier sebagai atlet bulutangkis PB Djarum pada tahun 1979. Ia masuk Pelatnas PBSI pada tahun 1983 hingga 1988. Setelah gantung raket, adik dari mantan pebulutangkis Basri Yusuf ini mulai melatih di klub asalnya, PB Djarum, pada 1989 hingga 1996.
Selepas itu, Chafidz Yusuf masuk menjadi jajaran pelatih di Pelatnas PBSI mulai tahun 2003, hingga kemudian dipercaya menjabat Asisten Pelatih Ganda Putri Pelatnas Utama PBSI sejak 2014 hingga saat ini.
Adapun penghargaan dan apresiasi khusus senilai Rp290 juta tersebut berupa berupa voucher Blibli senilai Rp150 juta bagi Eng Hian dan Rp100 juta untuk Chafidz Yusuf. Selain itu, mereka juga menerima bonus masing-masing TV LED Polytron senilai Rp20 juta.