Purwokerto, Gatra.com - Tema lomba penulisan artikel yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI dan Hari Santri sempat menuai polemik dari berbagai kalangan. Bahkan, belakangan BPIP meralat tema lomba tersebut.
Rektor Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, KH Moh Roqib menilai, polemik tersebut terjadi karena tema yang diangkat yaitu "Hormat Bendera menurut Hukum Islam" dan "Menyanyikan lagu Kebangsaan menurut Hukum Islam". Kedua tema ini dinilai mempunyai tendensi membenturkan antara agama dan negara.
"(Tema) Itu bukan tidak mungkin akan menimbulkan kegaduhan dan sentimentasi masyarakat," kata dia di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (17/8).
Dia menjelaskan, sejumlah kalangan berpendapat, hubungan antara simbol negara dengan agama tidak perlu dibahas lagi. Persoalan ini langsung direspon secara cepat oleh BPIP dengan merevisi tema lomba menjadi "Pandangan Agama dalam Menguatkan Wawasan Kebangsaan; dan Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 menuju Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh".
Meski menuai polemik, Roqib yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyumas menyatakan dukungannya terhadap terselenggaranya lomba tersebut.
"Saya mendukung pelaksanaan lomba kepenulisan artikel yang diselenggarakan oleh BPIP terkait dengan penghormatan terhadap simbol-simbol kenegaraan seperti bendera merah putih dan lagu-lagu kebangsaan, dalam perspektif berbagai agama. Hal tersebut untuk mengaitkan cita rasa cinta Tanah Air dengan keyakinan yang kita miliki," jelasnya.
Roqib berpandangan, mencintai bangsa dan negara harus didasari pada sebuah keyakinan bahwa Indonesia merupakan bangsa dan negara yang agung. Termasuk bendera Merah Putih dan ideologi Pancasila yang memiliki dasar nilai keyakinan yang matang.
Dia mengatakan, pandangan tersebut membutuhkan kajian, termasuk lagu-lagu kebangsaan, patriotisme dan rasa cinta tanah air dalam perspektif berbagai agama. Melalui lomba tersebut, Roqib berharap dapat memberikan penguatan nasionalisme yang didasari keyakinan dalam perspektif berbagai agama.
"Bagaimana senandung yang ditata dari kata per kata untuk menunjukkan bahwa dirinya dekat dengan Tuhan melalui pembelaan yang sungguh-sungguh terhadap tanah tumpah darahnya. Betapa indahnya negara kita ini, mulai dari Papua hingga Sumatra, dari ujung timur hingga ujung barat, sangat luar biasa. Bagaimana eskpresi keberagaman tersebut kemudian dikaitkan dengan dasar keyakinan dalam perspektif berbagai agama," pungkasnya.