Slawi, Gatra.com - Komunitas barbershop di Tegal, Jawa Tengah memiliki cara tersendiri dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia (RI), Selasa (17/8). Mereka menggelar cukur rambut gratis bagi penyandang disabilitas atau difabel.
Kegiatan tersebut digelar komunitas barbershop yang tergabung dalam Harmonis Barbershop Tegal di gedung Loka Bina Karya (LBK), Desa Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Belasan anggota komunitas itu mendatangi gedung yang biasa dijadikan tempat kegiatan para difabel itu dengan membawa berbagai peralatan cukur rambut seperti gunting rambut, sisir, trimmer, dan water spray.
Kegiatan bakti sosial itu disambut antusias para difabel. Mereka yang berniat potong rambut langsung dilayani oleh para barber man yang sudah ahli dan berpengalaman.
Koordinator kegiatan, Anwar mengatakan, kegiatan cukur rambut gratis tersebut secara khusus digelar untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-76 RI.
"Cukur rambut gratis ini kami gelar hanya 17 Agustus dan dikhususkan untuk para penyandang disabilitas, sehingga kami bekerjasama dengan lembaga yang menampung penyandang disabilitas di Kabupaten Tegal," katanya.
Anwar menyebut tak ada target berapa difabel yang dilayani potong rambut selama kegiatan tersebut. Berapapun jumlah difabel yang berniat memangkas rambutnya dilayani jika waktunya mencukupi.
"Tidak ada target berapa karena kami patokannya jam, yaitu dimulai jam 08.00 sampai jam 11.30 WIB," jelas Anwar.
Menurut Anwar, kegiatan tersebut melibatkan karyawan dari sejumlah barbershop. Selain kegiatan cukur rambut gratis, rencananya Harmonis Barbershop juga akan mengadakan pelatihan cukur rambut untuk difabel.
"Harapannya, setelah nanti mendapat pelatihan mereka bisa membuka usaha cukur rambut sendiri sehingga bisa mandiri," ujar Anwar.
Tak hanya cukur rambut gratis, peringatan HUT Kemerdekaan RI di gedung LBK juga diisi dengan berbagai kegiatan lainnya, di antaranya upacara bendera dan bazar kuliner yang dibuat difabel.
Pelaksana tugas Kepala UPTD Loka Bina Karya Kabupaten Tegal Patriawati Narendra mengatakan, jumlah difabel di Kabupaten Tegal yang terdata mencapai sekitar 12 ribu orang.
"Saya meyakini jumlah difabel itu seperti gunung es, yang tampak seperempat dari semua populasi yang ada. Sehingga perlu ada pendataan," ujarnya.