Home Gaya Hidup Puisi Kemerdekaan Pemelajar BIPA Asal Mesir yang Jadi Sorotan

Puisi Kemerdekaan Pemelajar BIPA Asal Mesir yang Jadi Sorotan

Padang, Gatra.com- Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, kini nampaknya membuahkan hasil dan mencetak generasi yang berprestasi.

Mariam Ashraf contohnya, salah seorang pemelajar BIPA tingkat mahir. Kecintaannya terhadap bahasa Indonesia, ia mulai dengan menggeluti dunia sastra, yakni dalam bidang puisi. Tidak hanya mampu menulis, bahkan dia juga piawai dalam membacakan puisi yang ditulisnya.

"Mariam seorang pemelajar BIPA yang berbakat. Ia tidak hanya memiliki imajinasi yang tinggi dalam mengarang puisi, namun juga piawai membaca puisi," ungkap Devi Virhana, pencinta BIPA yang kerap berkolaborasi dengan Mariam dalam berkarya kepada Gatra.com, Senin (16/8) siang.

Lebih lanjut Devi menceritakan, Mariam memang sosok yang memiliki daya tangkap cepat dalam belajar, dan memahami makna setiap diksi yang dibaca atau yang ditulisnya. Terbukti pada saat latihan membaca puisi, ia sangat paham mengekspresikan begitu dalam tanpa butuh waktu yang lama.

"Mariam sangat cepat belajar, ketika latihan membaca puisi. Kita tidak perlu banyak waktu untuk menjelaskan makna dari setiap diksi, cukup sekali Mariam langsung paham," tambahnya.

Diketahui, salah satu puisi karya Mariam bertemakan Kemerdekaan Indonesia pernah menjuarai ajang pemilihan bakat di Mesir dan mendapat sorotan menjelang Hari Kemerdekaan RI ke-75. Puisi alumnus Universitas Kairo itu dibacakan Devi dan diunggah di kanal Youtube Devi Virhana Qomari yang telah ditonton 20 ribu kali.

Atas unggahan video puisi tersebut, banyak yang mengaku kagum dengan kemahiran Mariam Ashraf dalam menempatkan diksi. Terbukti, banyak yang mengirim pesan pribadi ke akun instagram Devi selaku pengunggah, dan meminta izin puisi itu digunakan ulang. Misalnya, untuk festival baca puisi, tugas sekolah, dan lainnya.

"Saya merespons baik, dan sangat senang puisi Mariam digemari. Cuma saya meminta bagi pengguna agar menyebutkan pengarangnya, Mariam Ashraf, pemelajar BIPA asal Mesir. Sekaligus juga membantu penyebaran program BIPA di dalam negeri, karena banyak yang belum tahu program tersebut," ujar Devi.

Saling Dukung Kebaikan

Mariam mempelajari bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) Kairo, mulai dari dasar hingga ke tingkat mahir. Berbekal kemahirannya berbahasa Indonesia, Mariam telah membuka kelas khusus bahasa Amiyah Mesir bagi pelajar Indonesia yang ada di Mesir, dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Selain menggemari puisi, Mariam juga berbakat dalam bidang melukis, bercerita, berdrama, dan dia juga suka bernyanyi. Mariam pernah meraih juara satu se-dunia lomba bercerita dalam Festival Handai yang diadakan oleh Badan Bahasa pada tahun 2020 lalu, yang diikuti oleh orang Asing dari berbagai negara.

Dikatakan Devi, dalam bidang puisi, sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya Mariam menciptakan puisi berbahasa Indonesia. Ada beberapa puisi lain yang pernah dimuat di salah satu media cetak Indonesia, antara lain puisi berjudul "Menanti Waktu Harmonis", yang bercerita tentang persahabatan, puisi berjudul "Sepiku","Kerinduan", dan "Kepergian Seorang Ayah".

Bakat itulah yang mendorong Devi ingin terus mendukungnya. Tidak hanya sebatas teman, jauh daripada itu, Devi menganggap Mariam saudara berkolaborasi dalam kebaikan. Misalnya, Mariam yang menulis puisi, Devi yang menjadi kurator puisinya. Belajar membaca puisi, bernyanyi, dan kadang juga belajar bahasa Arab bersama.

Sementara di sisi lain, Devi mengaku bukan lulusan jurusan bahasa, sastra atau pun seni. Ia lulusan Ilmu Komunikasi di IAIN (kini UIN) Imam Bonjol Padang, yang mencintai dunia sastra dan bidang seni. Berbekal kecintaan itu, Devi turut mendukung pemelajar BIPA lainnya untuk mengembangkan bakat, seperti menyanyi, menulis, membaca puisi, pidato, reporter dan pembawa acara dalam bentuk latihan bersama.

"Saya sangat senang jika ada pemelajar BIPA yang ingin mengembangkan bakatnya. Saya membuka diri untuk membantu mereka dalam mengembangkan bakat. Hal yang terpenting, mereka tidak hanya pandai berbahasa Indonesia tetapi juga mengasah kemampuan bahasa itu untuk menciptakan karya," imbuh Devi.

Ia berharap, bahasa Indonesia kian diminati sehingga upaya pemerintah untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional semakin cemerlang. Pemelajar tidak hanya mahir berbahasa Indonesia, tetapi juga mampu mengasah bakatnya dalam berbagai bidang dan menciptakan karya. 

Pernyataan itu disampaikannya sebagai doa pada momentum Hari Kemerdekaan RI ke-76, sebagai saat yang tepat menunjukkan atau menumbuhkan rasa nasionalisme. Salah satunya, dengan memiliki rasa bangga dan kecintaan menggunakan bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.

Apalagi, kini bahasa Indonesia telah diminati banyak negara di dunia. Antusiasme warga Asing ini telah menempatkan bahasa Indonesia posisi ke-25 dari 250 Wikipedia berbahasa Asing di dunia, dan masuk dalam 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Ditargetkan, tahun 2045 bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional dimulai dengan mempopulerkan slogan #BahasaIndonesiaMendunia.

517