Jakarta, Gatra.com- Usai sudah prosesi pemakaman jenazah KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, 15/08. Jenazah tidak mengenakan kain mori. Namun, Mangkunegara IX dimakamkan dengan menggunakan ageman atau pakaian kebesarannya selama menjabat sebagai raja.
Pengurus makam Astana Girilayu, KRMT Lilik Priharso Tirto Diningrat, mengatkan bahwa dalam proses pemakaman KGPAA Mangkunegara dimasukan ke dalam liang lahat lengkap dengan berpakaian.
Menurut Lilik, sejak dulu itu tidak ada yang menggunakan kain kafan. Semua pakai ageman atau pakaian kebesaran. Apa yang disampaikan Lilik benar adanya. Karena, saat murud dateng kasedan jati (meninggal dunia), Mangkunegara VIII dimakamkan juga dengan mengenakan pakaian Jawa lengkap, menghadap ke atas, berbantal, diapit dua guling kecil.
Dalam foto yang banyak beredar, Mangkunegara VIII (ayah Mangkunegara IX) nampak bersedekap dengan menggenggam tasbih. Selain berpantang memakai mori, pemakaman raja Mataram juga banyak pantangan.
Adat Mataram tidak boleh memakamkan pada hari Sabtu. Pantangan itu merupakan tradisi lama dan tidak boleh dilanggar. Bahkan, ziarah kubur pun juga tidak boleh dilakukan pada hari Sabtu.
Tradisi itu juga nampak pada saat Susuhunan Pakubuwana XII mangkat, 11 Juni 2004. Dia mangkat persis harinya dengan Mangkunegara IX, yaitu Jumat Legi. Bedanya, jika Mangkunegara dimakamkan hari Ahad, Susuhunan Pakubuwana XII dimakamkan hari Senin. Susuhunan Pakubuwana XII juga dimakamkan dengan mengenakan pakaian kebesaran.