Yogyakarta, Gatra.com - Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menilai langkah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengelar lomba penulisan adalah 'kerja cerdas'. Lomba menyambut Hari Santri 22 Oktober ini menuai polemik.
Melalui rilisnya, Minggu (15/8), Rektor UIN Yogyakarta Phil. Sahiron Syamsuddin melihat lomba penulisan artikel tentang "Hormat Bendera Menurut Hukum Islam" dan "Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam" yang diadakan BPIP adalah kegiatan yang positif.
"Saya memandang lomba ini merupakan salah satu "kerja cerdas BPIP". Ada tiga alasan utama mendukung kegiatan ini," kata Sahiron.
Pertama, Sahiron melihat bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius, atau paling tidak, memiliki agama dam keyakinan tertentu. Dalam hal tindakan apapun, baik yang terkait dengan politik, ekonomi maupun budaya, mereka selalu mengaitkannya dengan agama atau keyakinannya masing-masing.
"Hal ini merupakan salah satu kekhasan bangsa Indonesia. Maka, adalah hal wajar bila bangsa Indonesia yang beragama Islam bertanya, misalnya: Apa hukum hormat bendera? Apa hukum menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia?," Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir se-Indonesia ini.
Kedua, lomba ini dapat membangun kesadaran lebih dalam tentang relasi timbal balik antara negara dan agama. Negara mendukung eksistensi agama dan begitu juga sebaliknya.
lini penting, agar bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa sekuler yang memisahkan negara dari agama, sebagaimana yang terjadi di sebagian negara-negara Barat.
Terakhir, lomba semacam ini merupakan sarana pembiasaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda, untuk lebih gemar menulis gagasan dan pandangannya tentang tema tertentu.
"Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik, mereka tentunya harus membaca buku- buku dan artikel-artikel yang terkait," lanjut Rektor yang mengantikan Yudian Wahyudi 2019 lalu.
Melalui kedua program ini, Sahiron melihat BPIP berusaha memberikan wadah kepada umat Islam untuk mengekspresikan pandangan-pandangannya melalui tulisan.
"Perbedaan pandangan bisa saja terjadi dan wajar saja. Singkat kata, dengan lomba ini BPIP sedang membina masyarakat untuk menuangkan pandangannya," ujarnya.