Home Internasional Taliban Ambil Alih Stasiun Radio setelah Rebut Kota Afghanistan

Taliban Ambil Alih Stasiun Radio setelah Rebut Kota Afghanistan

Kabul, Gatra.com - Taliban mengambil alih sebuah stasiun radio di Kandahar dan mengudara pada Sabtu (14/8) setelah menguasai sebagian besar kota Afghanistan selatan melalui serangan cepat, sehingga menimbulkan kekhawatiran pengambilalihan penuh kurang dari tiga minggu sebelum AS akan mundur. 

Dikutip AP, Sabtu (14/8), Taliban telah merebut sebagian besar Afghanistan utara, barat dan selatan dalam beberapa pekan terakhir. Ini sekaligus meninggalkan pemerintah yang didukung Barat karena mengendalikan sebagaian kecil provinsi di tengah dan timur, serta ibu kota, Kabul, dan kota utara Mazar- i-Sharif.

Penarikan pasukan asing dan mundurnya pasukan Afghanistan sendiri dengan cepat - meskipun ratusan miliar dolar dalam bantuan AS selama bertahun-tahun - telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Taliban dapat kembali berkuasa atau negara itu dapat terjerumus ke dalam perang saudara.

Marinir pertama dari kontingen 3.000 tiba pada hari Jumat untuk membantu sebagian melakukan evakuasi Kedutaan Besar AS. Sisanya akan tiba pada hari Minggu, dan penempatan mereka telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah pemerintah akan memenuhi batas waktu penarikan 31 Agustus.

Taliban merilis sebuah video di mana seorang pemberontak yang tidak disebutkan namanya mengumumkan pengambilalihan stasiun radio utama kota itu, yang telah diubah namanya menjadi Suara Syariah, atau hukum Islam. 

Dia mengatakan semua karyawan hadir dan akan menyiarkan berita, analisis politik dan pembacaan Alquran, kitab suci Islam. Tampaknya stasiun tidak lagi memutar musik.

Tidak jelas apakah Taliban telah membersihkan karyawan sebelumnya atau mengizinkan mereka kembali bekerja. Sebagian besar penduduk Kandahar memakai pakaian tradisional yang disukai oleh Taliban. Pria dalam video itu mengucapkan selamat kepada rakyat Kandahar, atas kemenangan Taliban.

Taliban telah mengoperasikan stasiun radio bergerak selama bertahun-tahun, meski tidak mengoperasikan stasiun di dalam kota besar sejak mereka memerintah negara itu dari 1996-2001. Saat itu, mereka juga menjalankan stasiun bernama Voice of Sharia di Kandahar, tempat lahirnya kelompok militan. Musik dilarang.

Sebelumnya, AS menginvasi tak lama setelah serangan 9/11, yang direncanakan dan dilakukan al-Qaida saat dilindungi oleh Taliban. Setelah dengan cepat menggulingkan Taliban, AS bergeser ke arah pembangunan, berharap dapat menciptakan negara Afghanistan modern setelah beberapa dekade perang dan kerusuhan.

Awal tahun ini, Presiden Joe Biden mengumumkan batas waktu penarikan semua pasukan AS pada akhir Agustus, dan berjanji untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Pendahulunya, Presiden Donald Trump, telah mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk membuka jalan bagi penarikan AS.

Pengumuman Biden memicu serangan terbaru. Taliban, yang telah lama menguasai sebagian besar pedesaan Afghanistan, bergerak cepat untuk merebut ibu kota provinsi, penyeberangan perbatasan, dan infrastruktur penting lainnya.

Puluhan ribu warga Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka, karena banyak yang takut kembali ke pemerintahan opresif Taliban. Kelompok itu sebelumnya memerintah kota Afghanistan di bawah versi hukum Islam yang keras, di mana perempuan sebagian besar tinggal di rumah.

119