Yogyakarta, Gatra.com - Covid-19 mampu menular pada hewan seperti dialami dua ekor harimau Sumatera di Margasatwa Ragunan. Kondisi ini juga rentan dialami hewan peliharaan seperti kucing dan anjing.
Dokter hewan Guntari Titik Mulyani mengatakan sejak awal pandemi pada 2020 sejumlah hewan peliharaan yang secara tidak sengaja terpapar Covid 19, yaitu dua anjing dan satu kucing peliharaan di Hongkong, serta dua kucing di Amerika Serikat.
Dosen di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Unversitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan semua hewan tersebut diketahui berhubungan dekat dengan pemiliknya yang terinfeksi Covid-19.
“Mengutip pendapat Jianzhong, salah satu peneliti Sars-CoV-2 dengan menginokulasikan virus intranasal pada 7 kucing berumur 6-9 bulan, maka didapati Sars-CoV-2 dapat bereplikasi efisien pada kucing, dan kucing yang lebih muda lebih rentan dari pada yang lebih tua. Virus Sars-CoV-2 dapat menular antara kucing melalui rute udara," ujar dia lewat rilis pers UGM, Jumat (13/8) malam.
Masih mengutip pendapat Jianzhong, kata Guntari, virus ini juga menginokulasi virus intranasal pada 5 anjing berumur 3 bulan dan didapati bahwa anjing memiliki kepekaan yang rendah terhadap infeksi Sars-CoV-2. Meski begitu, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran penting dalam menyebarkan virus yang menyebabkan Covid 19.
Guntari menjelaskan coronavirus (CoV) adalah sekelompok virus RNA yang terselubung, untai tunggal yang termasuk dalam urutan Nidovirales, famili Coronaviridae. Virus ini diberi nama corona karena ketika dilihat dari mikroskop elektron ia memiliki cincin proyeksi seperti coronet atau mahkota kecil pada sebuah cincin.
Menurut Gunarti, ada banyak jenis corona virus dan masing-masing memengaruhi spesies berbeda, termasuk manusia. Atas dasar pohon-pohon filogenetik, empat klaster coronavirus dapat dibedakan. Tiga di antaranya Alpha-, Beta- dan Gammacoronavirus yang telah diakui dan diklasifikasikan sebagai genera.
“Penyakit yang disebabkan karena alphacoronavirus telah lama dijumpai pada anjing yakni canine coronavirus (CCoV) dan kucing yaitu feline coronavirus (FCoV). Betacoronavirus pada manusia menyebabkan SARS dan MERS," jelasnya.
Ia menjelaskan coronavirus terutama menyebabkan penyakit pernapasan dan/atau enterik pada banyak spesies hewan, termasuk hewan liar, hewan peliharaan, dan manusia.
Pada hewan, CoV menyebabkan bronkitis pada unggas (Avian Infectious Bronchitis), gastroenteritis menular pada babi (Swine Transmissible Gastroenteritis), gastro enteritis pada anjing (Canine Enteric Coronavirus), dan radang peritoneum infeksius pada kucing (FIP).
Saat ini vaksinasi terhadap coronavirus pada anjing telah rutin dilakukan oleh pemilik hewan. Sementara kebanyakan CoV manusia (HCoV) menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang relatif ringan (flu biasa).
“Dua virus zoonosis yang disebut sindrom pernapasan akut (SARS) CoV dan sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) CoV ini sering dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bawah yang parah dan utamanya mengancam kesehatan masyarakat," ucapnya.
Lantaran hewan peliharaan dapat tertular Covid-19, Gunarti menyarankan untuk mencegah kontak antara penderita Covid-19 dengan hewan kesayangannya.
Menurutnya, kucing memiliki kepekaan terinfeksi Covid-19 yang lebih tinggi dibandingkan anjing. Oleh karena itu, jika dijumpai kasus Covid-19 pada kucing maka isolasi hewan juga perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan penularan kepada hewan lain.
Guntari menandaskan sampai saat ini tidak ada bukti hewan memainkan peran penting dalam menyebarkan virus yang menyebabkan Covid-19 pada manusia. “Jadi, pada prinsipnya Covid-19 pada manusia bisa menular pada anjing dan kucing, tetapi tidak sebaliknya," tandasnya.
Gejala Covid-19 pada anjing dan kucing, menurut dia, tidak seberat pada orang. Kucing lebih peka daripada anjing dan dapat menularkan pada kucing lain.
Oleh karena itu, mengoptimalkan imunitas hewan, mencegah kontak dengan manusia atau kucing positif Covid-19, dan membawa hewan kesayangan yang diduga tertular Covid-19 ke dokter hewan merupakan tindakan dalam menjaga hewan kesayangan dari Covid-19.
"Sebisa mungkin jauhkan hewan kesayangan dari penderita Covid-19. Jika diketahui kontak atau bergejala Covid-19 sebaiknya segera ke dokter hewan dan jika positif Covid-19 harus dilakukan isolasi," imbuhnya.